Jakarta (ANTARA) - Ketika virus menginfeksi tubuh Anda, Anda biasanya tidak langsung mengalami gejala karena patogen seringkali membutuhkan waktu untuk bereplikasi, atau menginfeksi cukup banyak sel tubuh Anda untuk membuat Anda sakit. Periode antara infeksi awal dan gejala pertama penyakit Anda inilah yang disebut masa inkubasi.

"Meskipun Anda sudah terinfeksi virus, Anda mungkin tidak tahu sedang sakit selama masa inkubasi," kata ahli epidemiologi sekaligus direktur program sarjana di departement of Health Studies American University, Melissa Hawkins, PhD seperti dikutip dari Health, Jumat.

Baca juga: Gejala corona dan masa inkubasi, tren penelusuran Google saat pandemik

Data menunjukkan, varian Omicron memiliki masa inkubasi yang lebih pendek. Menurut Hawkins, kemungkinan para ahli kesehatan akan mulai merekomendasikan pengujian lebih dekat ke tiga hari setelah kemungkinan paparan Omicron untuk menghindari penularan yang tidak perlu.

"Kita perlu ingat untuk memperbarui pemikiran kita tentang menunggu untuk diuji dan berapa lama menunggu untuk menghindari hasil negatif palsu sehingga kita tidak tanpa sadar menularkan virus ke orang lain," kata dia.

Masa inkubasi yang lebih pendek juga dapat berarti virus menjadi lebih cepat menular, menurut laporan dari The Atlantic. Pada dasarnya, masa inkubasi yang lebih pendek membuat virus jauh lebih sulit dikendalikan, menurut ahli epidemiologi di Johns Hopkins Center for Health Security, Jennifer Nuzzo, DrPH.

Lalu, apakah Anda bisa menulari selama masa inkubasi? Jawabannya pasti bisa. Anda mungkin paling menular bahkan sebelum Anda memiliki gejala.

Sebuah studi tahun 2021 oleh Boston University School of Public Health di JAMA Internal Medicine menemukan, orang yang terinfeksi COVID-19 paling bisa menulari orang lain dua hari sebelum dan tiga hari setelah gejala muncul.

Menurut Hawkins, sebagian besar penularan terjadi selama jangka waktu tersebut, sebelum orang menyadari mereka sakit. Kemudian, seiring dengan menurunnya viral load dari waktu ke waktu, penyebaran virus ke orang lain menjadi lebih kecil kemungkinannya.

Catatan penting di sini yakni jika Anda melakukan kontak dekat dengan seseorang yang dites positif COVID-19 atau memiliki gejala COVID-19, sebaiknya tetap di rumah selama beberapa hari sampai Anda tahu pasti tidak terinfeksi.

"Jangan abaikan pilek, sakit tenggorokan, atau sakit kepala, karena itu adalah gejalanya, terutama setelah terpapar," tutur Hawkins.

Untuk melindungi diri Anda dan orang lain dari infeksi, penting untuk mengikuti langkah-langkah keamanan yang telah ditekankan oleh para ahli kesehatan sejak awal, protokol kesehatan dan vaksinasi.

Hawkins mendorong orang-orang untuk terus mengenakan masker di ruang publik, ketika berkumpul dengan orang-orang dari luar rumah Anda.

Kemudian, karena varian Omicron menyebar jauh lebih mudah daripada mutasi COVID-19 lainnya, maka berikan perhatian khusus pada kualitas masker Anda dan pastikan Anda memakai masker dengan benar.

Hawkins menyarankan penggunaan masker ganda di tempat umum dan memastikan masker menutupi hidung dan mulut dengan pas setiap saat.

Baca juga: Ahli: Gejala COVID-19 muncul usai vaksinasi karena masa inkubasi virus

Baca juga: Varian COVID-19 terbaru; masa inkubasi hingga jenis masker yang tepat

Baca juga: Faktor inkubasi bisa sebabkan peserta vaksinasi terpapar COVID-19

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2021