Washington (ANTARA News) - Pesawat penyelidik antariksa AS, "Stardust", dalam kondisi baik setelah kembali ke Bumi, Minggu, dengan membawa debu berharga dari berbagai bintang dan komet, demikian menurut para pejabat misi. Kapsul seberat 46 kilogram itu dalam "kondisi sangat baik" setelah mendarat di gurun Utah, mengakhiri perjalanannya selama tujuh tahun dengan menempuh jarak sejauh 4,5 juta kilometer di antariksa, kata Joe Vellinga, manajer program Stardust dari perusahaan kedirgantaraan AS, Lockheed Martin. Diluncurkan pada 1999, Stardust mengumpulkan sampel dalam upaya pertama untuk membawa, di luar Bulan, partikel anmtariksa yang berasal dari masa sebelum lahirnya tata surya, atau sekitar 4,5 miliar tahun silam. Para ilmuwan meyakini sampel tersebut dapat memberikan petunjuk penting tentang asal mula tata surya kita. "Dengan perasaan bangga saya dapat katakan bahwa setelah tujuh tahun dan hampir 4,63 miliar kilometer, dalam lingkungan antariksa yang sangat keras, kapsul Stardust pulang ke Bumi, kembali ke tangan kita," kata Andrew A. Dantzler, Direktur Divisi Tata Surya NASA, sebagaimana dilansir AFP. NASA melukiskan kecepatan kapsul saat memasuki Bumi -- pada 46.444 kilometer per jam -- sebagai yang tercepat bagi wahana buatan manusia, mengungguli rekor yang diciptakan pada Mei 1969 saat kembalinya modul komando Apollo 10. "Ketika kita menyaksikan parasut mengembang, kita tahu kapsul pulang dengan selamat," kata Tom Duxbury, manajer misi NASA. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006