Washington (ANTARA News/AFP) - Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah yang baru George Mitchell telah bertolak ke Timur Tengah Senin waktu AS (Selasa dini hari WIB) untuk menyokong gencatan senjata di Gaza dan mengatasi korban perang di wilayah itu setelah Presiden Barack Obama mengisyaratkan akan mengambil tekanan agresif demi tercapainya perdamaian Arab-Israel. Dalam kunjungan perdananya seminggu setelah Obama resmi memerintah AS, Mitchell akan mengunjungi Israel dan Tepi Barat Palestina, disamping juga Mesir, Yordania, Arab Saudi dan Eropa, kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Robert Wood kepada para wartawan. Wood tidak mengesampingkan Mitchell mungkin mengunjungi pula Jalur Gaza, wilayah dimana para pejuang Hamas dan Israel bertempur dalam perang 22 hari yang menewaskan setidaknya 1.300 warga Palestina sebelum diakhiri oleh satu gencatan senjata yang rapuh 17 Januari lalu. Mitchell, yang bertotak menuju kawasan Timur Tengah Senin waktu AS, akan menemui sejumlah pejabat senior untuk merundingkan proses perdamaian dan situasi di Gaza, kata Wood. Pemerintahan baru pimpinan Obama akan aktif dan agresif mengupayakan perdamaian yang langgeng antara Israel dan Palestina, juga antara Israel dengan tetangga-tetangganya, papar Wood. "Mitchell akan bekerja untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata di Gaza, membangun sebuah upaya anti penyelundupan yang efektif dan kredibel serta pencegahan rezim yang hendak mempersenjatai lagi Hamas, serta memfasilitasi pembukaan kembali perlintasan-perlintasan di perbatasan," kata Wood. Sang utusan khusus baru ini juga akan mengembangkan respon efektif untuk keperluan-keperluan kemanusiaan darurat untuk warga Palestina di Gaza, rekonstruksi dan penguatan kembali proses damai, kata jubir Deplu AS ini. Mitchell didamping David Hale, Deputi Menlu urusan Timur Dekat dan para delegasi dari Dewan Keamanan Nasional (NSC) dan Departemen Pertahanan. Wood tidak merinci jadwal perjalanan Mitchell namun seorang pejabat Deplu AS yang tak mau disebutkan namanya menyatakan, Mitchell akan mengunjungi Kairo terlebih dahulu, yang dianggap berperan sentral dalam upaya-upaya untuk mengamankan gencatan senjata yang langgeng. Utusan Khusus ini kemudian dijadwalkan berada di Israel dan Tepi Barat antara Rabu dan Jumat pekan ini untuk berunding dengan para pemimpin Israel dan Palestina. Kemudian, Sabtu bakal mengunjungi Amman untuk berbicara dengan para pemimpin Yordania sebelum kemudian melawat Riyadh hari Minggu. Dia berencana singgah di Paris Senin dan London Selasa, sebelum kembali ke Washington. Tetapi perubahan jadwal dimungkinkan terjadi termasuk kemungkinan singgah dahulu di Turki, kata pejabat Deplu AS itu. Mitchell yang berusia 75 tahun ini menyatakan bahwa dia tidak meremehkan kesulitannya selama bertugas saat minggu lalu disebut Obama dan Menlu Hillary Clonton bakal menjadi Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah. Mitchell, seorang pemeluk Katolik Maronit dan beribu seorang Lebanon, bewrhasil mendamaikan para pemimpin kelompok agama di Irlandia Utara hingga berhasil dicapai kompromi dan perjanjian damai yang ditandatangani sebagai kesepakatan Jumat Agung tahun 1998. Saat ini Mitchell yang merupakan seorang Demokrat dianggap sebagai salah seorang yang menjadi aktor dalam proses damai yang mendapat kepercayaan dari semua kalangan, memiliki reputasi baik di Belfast sebagai diplomat bertangan dingin dan seorang juru runding yang cerdas. Upaya Mitchell dalam membantu mengakhiri kekerasan antara Israel - Palestina yang meletus setelah ambruknya proses damai tahun 2000 hasil prakarsa Bill Clinton namun tidak menghasilkan apa-apa itu. (*)

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009