Jakarta (ANTARA News) - Front Pembela Islam (FPI) menilai pengajuan nama Marsekal TNI Djoko Suyanto sebagai calon tunggal Panglima Tentara Nasional Indonesia (FPI) ditunggangi pihak asing. "Kami sendiri menyadari posisi Indonesia yang lemah dalam konstelasi politik internasional, maka tidak heran jika ada pihak asing yang menunggangi pencalonan Panglima TNI," kata Ketua Umum FPI, Habib Muhammad Rizieq Shihab, saat dihubungi ANTARA News di Jakarta, Selasa. Lebih lanjut Rizieq mengaku tidak menyalahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengajukan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) sebagai calon Panglima TNI kepada DPR. Namun demikian, dengan ditunjuknya Kepala Staf TNI-Angkatan Udara (Kasau) sebagai calon Panglima TNI, maka hal itu dikhawatirkan dapat menimbulkan terjadinya pembangkangan-pembangkangan di tubuh TNI. "Angkatan Udara itu bagian minoritas di tubuh TNI, mengapa tidak mendudukkan komandan mayoritas untuk menghindarkan terjadinya pembangkangan," ujarnya. Rizieq berpendapat sebenarnya tidak ada tokoh lain di TNI sekaliber mantan Kepala Staf TNI-Angkatan Darat (Kasad), Jenderal Ryamizard Ryacudu, namun sayangnya dia gagal memegang komando TNI, karena memang tidak disukai pihak asing, terutama Amerika Serikat (AS). Sosok Ryamizard, menurut Rizieq, mempunyai karakter tegas, berani dan tidak bisa didikte pihak asing. Bahkan, pada saat menjabat KSAD pernah melontarkan pernyataan ada 60.000 agen intelijen asing yang berkeliaran di Indonesia. Selain itu, Ryamizard juga pernah menyatakan sikap penolakan ketergantungan di bidang militer pada negara adi daya itu, katanya. "Tampaknya pernyataan itu membuat Amerika tersinggung dan tidak menginginkan Ryamizard menduduki posisi strategis di tubuh TNI," kata Rizieq. Ia yakin Presiden Yudhoyono sebenarnya menghormati ketegasan Ryamizard, namun karena ada tekanan dari pihak tertentu, maka hal itu membuat namanya tidak diajukan dalam bursa pencalonan Panglima TNI. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006