Jeddah (ANTARA News) - Penumpukan jamaah haji Indonesia dari berbagai kloter sejak Senin (16/1) malam hingga Selasa (17/1) sore Waktu Arab Saudi (WAS) terus terjadi di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, akibat keterlambatan pesawat yang akan membawa mereka ke Tanah Air. Keterangan yang dihimpun ANTARA dari Bandara Jeddah menyebutkan, jamaah haji Indonesia terlihat memenuhi hampir seluruh areal Bandara. Hampir setiap sudut terdapat orang Indonesia yang lalu lalang lengkap dengan atribut khasnya, yakni kopiah hitam, tas paspor warna hijau dan slayer dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang mencantumkan daerah asal mereka. Para jamaah tampak memadati hampir semua tempat istirahat di Bandara. Berdasarkan data yang ada, pemulangan dengan pesawat Garuda Indonesia maupun Saudi Arabian Airlines ke Tanah Air mengalami keterlambatan antara 20 menit hingga 12 jam lebih. Pada tujuh hari pertama pemulangan jamaah, memang sering terjadi keterlambatan karena padatnya "gate" di bandara sehingga pesawat harus antri untuk masuk. Jamaah Kota Surabaya dan Madiun yang tergabung dalam kloter 6 Surabaya, misalnya, terlambat lebih dari 12 jam. Mereka dijadwalkan berangkat Senin (16/1) jam 03.30 WAS, namun hingga Selasa (17/1) jam 15.00 WAS belum juga diberangkatkan menuju Tanah Air. Mereka terlihat mondar-mandir di areal Bandara, sementara yang lainnya nampak mencari keseibukan dengan duduk-duduk sambil membaca apa saja untuk membuang rasa jenuh. Sebagian lainnya terlihat tertidur pulas karena kelelahan di tengah keramaian jamaah. Ruang tunggu sudah dipenuhi dengan jamaah yang tidur-tiduran, sambil menunggu entah kapan dapat diberangkatkan ke tanah air. Petugas lapangan yang membantu mereka, tidak memiliki kewenangan. Keberadaan petugas sebatas membantu baik mengurus masalah kesehatan, dokumen imigrasi dan pemberangkatan atau pemulangan. Pemulangan tanah air membutuhkan waktu lebih dari sembilan jam. Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi Nur Samad Kamba menegaskan, berbahaya kalau terjadi penumpukan jamaah haji dalam jumlah besar di Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah karena kepadatan jamaah dalam jumlah besar akan mengakibatkan kesemrawutan. "Bahaya kalau terjadi penumpukan jamaah di Bandara. Keterlambatan penerbangan akan berakibat luas. Sejak proses keberangkatan dari pondokan yang didahului dengan thawaf wada`, setelah itu jamaah tidak akan bersedia kembali ke pondokan," kata Nur Samad yang juga Kepala Teknis Urusan Haji di KJRI Jeddah.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006