Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan swasta Lion Air membantah pesawatnya dengan nomor penerbangan JT 8787 (bukan LNI 787 seperti yang diberitakan semula-red) dengan rute Ambon-Ujungpandang-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hassanuddin Makassar pada pukul 15.20 WITA. "Bukan tergelincir, karena pendaratan berjalan dengan mulus. Tetapi setelah berbelok di ujung landasan dan menuju Apron (Taxi Way-red) pilot merasakan ada yang tidak enak di roda depan pendaratan (Nose Wheel-red)," kata Manager Humas Lion Air Hasyim Arsal Alhabsyi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu. Menurut Hasyim, setelah pilot turun dan memeriksa, diketahui roda sebelah kanan pada nose wheel bannya pecah sehingga saat itu diputuskan untuk dilakukan upaya-upaya evakuasi pesawat dan penumpang. Namun ia tidak menjelaskan bagaimana sang pilot tersebut turun dari pesawatnya untuk memeriksa kondisi ban, apakah menunggu tangga dari kru di landasan atau tidak. "Jadi posisinya tidak menghalangi ujung landasan tetapi terhenti sebentar ketika menuju Apron. Saat ini pesawat sudah berada di Apron," katanya. Hasyim mengakui saat melakukan pendekatan menuju pendaratan (approaching-red) cuaca agak jelek yang ditandai hujan deras dan ketika mendarat pilot berupaya dengan cara "positive landing". "Itu artinya pendaratan dengan menghentakkan roda pada landasan," katanya. Dikatakannya, pendaratan semacam itu memang diwajibkan dan merupakan standar dalam penerbangan demi keselamatan penumpang. "Sampai saat ini, Kapten Pilot Rully dan Flight Officer Bomby dan 165 penumpang semuanya selamat, bahkan penumpang sebenarnya tidak tahu ada masalah tersebut," demikian Hasyim.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006