Mekkah (ANTARA News) - Hingga Rabu (18/1) pukul 16.20 WAS (Waktu Arab Saudi) atau 20.20 WIB, jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Arab Saudi mencapai 248 orang. Data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) menunjukkan bahwa pasca-pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina), jemaah haji Indonesia yang wafat semakin bertambah banyak. Pada 14 Januari 2006 tercatat sebanyak 16 orang jemaah yang meninggal dunia. Pada 15 Januari ada 19 orang wafat, pada 16 Januari ada 10 orang jemaah wafat dan pada 17 Januari tercatat 19 orang jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia. Sampai Rabu (18/1) pukul 16.00 WAS sebanyak 11 orang jemaah haji dilaporkan meninggal dunia. Dari jumlah 248 orang jemaah haji Indonesia yang wafat tersebut, enam orang wafat di Jeddah, 27 di Madinah, 181 di Mekkah, dua orang di perjalanan, 13 orang di Arafah, dan 19 orang di Mina. Dari jumlah itu, 149 berjenis kelamin pria dan 99 wanita. Usia jemaah yang wafat di bawah 60 tahun sebanyak 75 orang dan di atas 60 tahun sebanyak 173 orang. Rincian jemaah wafat berdasarkan embarkasi/debarkasi adalah embarkasi NAD sebanyak 10 orang yang wafat, Medan sebanyak 22 orang, Batam 18 orang, Jakarta-Pondok Gede 21 orang, Jakarta-Bekasi 48 orang, Solo 40 orang, Surabaya 42 orang, Makassar 20 orang, Balikpapan 10 orang, Banjarmasin enam orang dan jemaah wafat dari BPIH khusus sebanyak 11 orang. Sementara itu, jumlah pasien jemaah haji yang dirujuk ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mekkah dilaporkan semakin bertambah. Wakil Kepala Daerah Kerja (Wakadaker) Mekkah Bidang Pelayanan Kesehatan, dr Barita Sitompul, mengakui adanya peningkatan jumlah pasien usai pelaksanaan ibadah di Armina. Pihak Daker Mekkah terpaksa menambah jumlah tenaga perawat yang diperbantukan dari sub-sub daker. "Jumlah perawat telah ditambah seiring meningkatnya jumlah pasien," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006