Malang (ANTARA News) - Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih kekurangan sekolah menengah kejuruan berstatus negeri dalam jumlah banyak.

"Saat ini baru ada tujuh SMK negeri, padahal kecamatannya ada 33, dan berpenduduk mendekati jumlah tiga juta jiwa. Idealnya setiap kecamatan ada SMK negeri," kata Bupati Malang Rendra Kresna di Malang, Sabtu.

Kalau pun belum mampu di setiap kecamatan ada SMK negeri, kata dia paling tidak dari dua atau tiga kecamatan yang berdekatan ada satu SMK negeri.

Hanya saja, menurut dia SMK yang dibutuhkan di Kabupaten Malang adalah SMK dengan keahlian (spesialisasi).

Meski masih kekurangan jumlah SMK negeri, menurut Rendra dirinya juga tidak mau mengubah SMA yang sudah ada menjadi SMK. "SMA yang sudah ada, meski jumlah siswanya sedikit, tidak perlu dimerger atau gedungnya untuk SMK yang baru," katanya.

Ia mengatakan ke depan perbandingan (komposisi) SMA dan SMK adalah 30:70. Jumlah SMA di suatu daerah lebih sedikit atau 30 persen, dan SMK lebih banyak atau 70 persen.

Di Kabupaten Malang saat ini hanya ada tujuh SMK negeri, yakni SMK Negeri Singosari 1 dan Singosari 2, SMK Negeri Pujon, SMK Negeri Gedangan, SMK Negeri Kepanjen, dan SMK Negeri Turen 1 dan 2.

Lebih lanjut Rendra mengatakan, beberapa kecamatan yang mendesak untuk dibangun SMK negeri adalah kecamatan yang tergolong ramai dan besar. Di antaranya adalah Kecamatan Dampit, Sumbermanjing Wetan, Ngantang, Kasembon, dan Tirtoyudo.

Ia mengakui, SMK negeri yang ada di daerah itu rata-rata adalah SMK keahlian, seperti SMK Negeri Turen spesialisasinya adalah kelautan dan SMK Negeri Singosari adalah penerbangan. Selain itu ada juga keahlian tata boga, elektronik serta teknologi informasi (TI).

"Semakin banyak SMK yang kita dirikan dengan keahlian masing-masing, semakin banyak pula anak-anak (generasi muda) di Kabupaten Malang yang bisa kita tampung dan memiliki keahlian untuk membangun daerah ini," kata politisi dari Partai Golkar tersebut.

(T.E009/B/M008/M008)
(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011