Padang, (ANTARA News) - Meski potensi hutan kota di Padang saat ini dinilai cukup karena mencapai 60 hingga 70 persen dari luas ideal serta tersebar pada beberapa lokasi di daerah itu, namun Kota Padang belum sepenuhnya terbebas dari ancaman banjir. "Potensi hutan kota dinilai telah cukup banyak, namun daerah ini tetap saja belum terbebas dari banjir kiriman dari daerah lain," kata pengamat lingkungan, DR. Eri Barlian, di Padang, Rabu (18/1). Ia mengatakan, beberapa lokasi hutan di Sumbar rusak akibat "illegal logging" (penebangan secara liar) dan kebakaran hutan, sehingga mengakibatkan beberapa daerah rawan banjir kiriman diantaranya Kota Padang. "Padang sendiri sebenarnya sudah memiliki hutan kota yang cukup untuk mengantisipasi banjir dan sekarang bakal ada tambahan dengan akan dibangunnya hutan kota di kawasan hutan Malvinas," katanya. Luas kawasan hutan Malvinas juga dinilai lebih dari cukup untuk menjadi kawasan hutan kota sebagaimana disyaratkan Departemen Kehutanan minimal 2,5 hektare. "Jadi hutan kota itu telah memenuhi syarat untuk dikembangkan guna menangkal banjir kiriman dari daerah lain di sekeliling Kota Padang, diantaranya dari daerah Solok," katanya. Ia mengatakan, masyarakat dan pemerintah setempat seharusnya memperhatikan keberadaan hutan karena jika tidak daerah itu akan rawan bencana banjir dan longsor. "Selain terkait masalah bencana, keberadaan hutan juga berhubungan erat dengan persediaan air bersih di daerah ini," katanya. Pembangunan hutan kota, menurut dia, juga berfungsi sebagai alternatif sarana rekreasi bagi masyarakat yang berdomisili di tengah-tengah kota. "Masyarakat Padang dapat menjadikan daerah itu sebagai sarana rekreasi alternatif disamping objek wisata pantai yang menjadi andalan Kota Padang," ujar Eri Berlian.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006