Dafniya, Libya (ANTARA News/Reuters) - Empat pejuang pemberontak tewas pada Minggu ketika posisi mereka di sebelah barat kota Misrata dijadikan target serangan artileri oleh pasukan pemerintah, kata seorang wartawan Reuters.

Wartawan tersebut, yang berada di sebuah rumah sakit lapangan di dekat garis depan, mengatakan bahwa melihat beberapa korban tewas dan terluka yang dibawa ke rumah sakit yang didirikan di belakang truk-truk pick-up.

Sementara itu, baku tembak antara pasukan yang setia pada pemimpin Libya Muamar Gaddafi dan pemberontak di kota Nalut di Libya baratlaut menewaskan sedikitnya delapan pemberontak, dan melukai 13 orang yang lain, kata seorang petempur pemberontak di Nalut Sabtu.

"Pertempuran itu dimulai kemarin dan terus berlanjut hari ini," kata petempur itu, Abou Saa, pada Reuters.

"Para revolusioner telah menghancurkan enam kendaraan lapis baja dan membunuh lebih dari 45 tentara musuh. Pemberontak mengepung pasukan Gaddafi, yang bersembunyi di kompleks itu."

Laporan itu tidak bisa dipastikan kebenarannya dengan segera dan tidak ada komentar dari pihak Gaddafi.

Di Benghazi, para pemberontak yang bertempur untuk menggulingkan pemimpin Libya Muamar Gaddafi, menurut Kepala Urusan Perminyakan Ali Tahouni, Sabtu, telah kehabisan dana.

Dia menuduh Barat tidak memenuhi janji-janjinya untuk memberikan bantuan keuangan yang diperlukan kepada pemberontak.

Komentar-komntarnya muncul ketika tampak terjadi keretakan di aliansi NATO yang melancarkan kampanye pemboman selama tiga bulan terakhir melawan Gaddafi.

Beberapa anggota sekutu memperlihatkan misi yang "kurang bergairah" dan Amerika Serikat menuding beberapa sekutunya di Eropa gagal memenuhi hal-hal yang mereka telah janjikan.

"Kami sudah kehabisan segalanya. Ini suatu kegagalan. Mereka (negara-negara Barat) tidak memahami atau mereka tak perduli. Belum ada yang terwujud. Dan sungguh-sungguh belum ada apa-apa," kata Tarhouni dalam wawancara dengan Reuters.
(Uu.H-AK/B002)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011