Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Saan Mustopa mengatakan, serangan dan kritik dari masyarakat kepada Partai Demokrat adalah bentuk perhatian dan kasih sayang masyarakat pada partainya.

"Partai Demokrat selalu merespon baik kritikan masyarakat itu dengan melakukan langkah-langkah penyelesaian yang sesuai aturan dan norma yang ada. Kalau masyarakat tidak peduli tentunya tidak akan mengkritik kami sedemikian rupa seperti pada partai lainnya yang juga mengalami masalah yang sama. Namun hanya PD yang melakukan langkah-langkah pasti," kata Saan, di Jakarta,  Minggu.

Sekretaris Fraksi PD itu menambahkan, masyarakat enggan mengkritik partai lainnya Saan karena sudah lelah dan tidak pernah didengarkan.

"Masyarakat pun berpikir percuma melaporkan atau menyampaikannya karena tak pernah ditanggapi. Lain dengan PD yang langsung merespon," jelasnya.

Kritikan masyarakat itu, menurut Saan, sekaligus merupakan harapan masyarakat agar PD bisa menyelesaikan kasus-kasus korupsi yang ada, baik di lingkungan birokrasi maupun partai politik. SBY sebagai Ketua Dewan Pembina PD tidak menjadikan pemberantasan korupsi sebagai slogan saja, tapi benar-benar melakukannya.

"Ini kan bentuk harapan juga dari masyarakat, agar kami utamanya pemerintahan yang dipimpin oleh kader terbaik kami, Presiden SBY bisa melakukan langkah-langkah pemberantasan korupsi yang sudah akut saat ini. Pak SBY pun konsisten dengan perjuangan pemberantasan korupsi, namun memang harus diakui bahwa banyak kendala untuk melakukannya sehingga belum semua harapan masyarakat bisa terpenuhi," imbuhnya.

Saat ini pun PD dan SBY telah bekerja untuk menegakkan hukum dan memberantas korupsi dengan sesuai dengan aturan yang ada.

"Kami tidak melindungi satupun kader kami yang melakukan tindak pidana korupsi. Kami langsung melakukan langkah-langka penegakkan aturan partai di internal dan mendorong KPK untuk menuntaskan kasus ini. Ini adalah bentuk komitmen kami dalam pemberantasan korupsi yang harus juga diliat masyarakat secara objektif," tegasnya.

Sementara itu, pengamat politik Universitas Indonesia, Boni Hargens menilai saat ini adalah momentum yang tepat buat SBY dan PD untuk melakukan tindakan yang tegas terhadap para koruptor. Kondisi PD saat ini yang terpuruk dengan berbagai skandal korupsi harus dijawab dengan melakukan langkah-langkah yang tegas terhadap para koruptor tanpa pandang bulu.

"Saat ini kalau SBY mau mengembalikan citranya tidak bisa lagi dengan janji-janji. Mumpung ini akhir masa jabatannya, dia harus bisa tegas memberantas korupsi utamanya di jajaran ring satunya baik itu di pemerintaan ataupun di partainya. Hanya dengan cara pembuktian langkah pemberantasan korupsi yang nyata saja maka citra PD dan SBY dapat dikembalikan," ujarnya.

Jika SBY dan PD tidak melakukan pembenahan-pembenahan internal yang membuat citra PD terpuruk, maka dirinya memastikan PD di 2014 akan tinggal kenangan saja. Yang lebih para dari itu semua adalah jika PD terpuruk, maka yang ambil posisi itu adalah partai-partai lain seperti Golkar, PDIP dan PKS, yang perilakunya juga tidak berbeda atau malah mungkin lebih buruk dari PD saat ini.

"Ini tentunya tidak baik, karena kalau PD yang kalah di 2014, maka yang naik adalah PDIP, Golkar dan PKS suaranya. Kalau mereka adalah partai yang baik tidak jadi masalah, nah sekarang kelakuan mereka sama saja, tapi dapat keuntungan, maka yang paling rugi rakyat karena kembali harus memilih barang busuk. Maka demi rakyat, seharusnya SBY sebagai Ketua Dewan Pembina harus mau menyelamatkan bangsa ini karena dengan demikian dia juga menyelamatkan dirinya dan partai yang didirikannya," imbuhnya.(*)
(Zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011