Bengkulu (ANTARA News) - Wakil Gubernur Bengkulu yang juga Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bengkulu HM Syamlan menolak dengan tegas penerbitan dan peredaran majalah "Playboy" di Indonesia karena isinya sangat tidak sesuai dengan budaya bangsa ini. "Kalau isinya bertentangan dengan etika dan moral bangsa, saya sangat tidak setuju kalau majalah itu diterbitkan di Indonesia ini," kata Syamlan saat diminta tanggapannya di Bengkulu, Kamis. Syamlan mengaku belum mengetahui secara pasti isi majalah Playboy termasuk yang beredar di Amerika Serikat. Ketika diinformasikan isi majalah itu merupakan foto-foto vulgar atau tanpa busana, ia terdiam kemudian menjawab, "Wah kalau seperti itu saya sangat tidak setuju dan memang tak layak ada di negara kita," katanya. Indonesia merupakan negara yang menunjujung tinggi etika dan norma. Di negara ini ada aturan yang masih dianut dan dipatuhi oleh masyarakat, baik itu norma hukum, kesopanan, kesusilaan dan agama. Kalau ada pihak yang ingin membawa norma dari "Barat" yang serba bebas dan tak sesuai dengan norma yang ada di Indonesia dalam bentuk apapun maka harus ditolak. Ia berharap pihak terkait berhati-hati dalam menyikapi rencana penerbibtan majalah Playboy tersebut. Apapun dalih dan alasannya jika memang tak sesuai sebaiknya ditolak. "Jangan samapi budaya kebebasan tanpa batas masuk dan ditiru oleh masyarakat kita, karena dampaknya sangat besar," katanya. Jika kebebasan tanpa batas sudah masuk dan ditiru masyarakat di Indonesia maka kehancuran akan melanda bangsa ini, ujarnya dan menambahkan, budaya bebas sangat bertentangan dengan sila-sila dari Pancasila.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006