Jayapura (ANTARA News) - Paguyuban Nusantara, yang terdiri atas berbagai suku di Tanah Air yang menghuni Kabupaten Jayapura, Papua, bersatu padu ikut ambil bagian dalam gebyar Festival Danau Sentani 2011 yang berlangsung di kawasan wisata Khalkote, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.

Festival Danau Sentani (FDS) 2011 dibuka Staf Ahli Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan, Hari Untoro Drajat, mewakili Menteri Pariwisata dan Kebudayaan, di kawasan wisata Kalkhote, sekitar 35 km arah barat Kota Jayapura, Senin.

Pada festival budaya tersebut, paguyuban dari berbagai suku dari Sabang sampai Merauke, mengirim utusan untuk tampil dalam panggung hiburan, dengan tarian dan nyanyian khas masing-masing, membuat suasana FDS 2011 kian semarak.

Festival itu, selain menampilkan seni, drama dan tari, serta hasil cipta karya anak-anak Papua yang bermukim di tepian Danau Sentani, suku-suku dari luar Papua mendiami wilayah Kabupaten Jayapura juga ikut ambil bagian dalam pesta budaya bertajuk "Peace, Love and Harmony" itu.

Paguyuban-paguyuban yang ikut dalam pesta budaya itu, seperti keluarga Batak, Sunda, Madura, Jember, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Minang dan masih banyak lain.

Ketua Panitia FDS Ke-IV Tahun 2011, Ir. Ana Saway pada kesempatan itu mengemukakan, keikut-sertaan paguyuban nusantara itu, seakan menegaskan thema festival, yakni perdamaian, cinta kasih dan kehidupan harmonis.

Ibarat pepatah, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, kata dia, para pendatang dari berbagai suku di nusantara itu, telah beradaptasi dengan masyarakat lokal, namun tetap mempertahankan identitas kedaerahan mereka sebagai simbol keragaman masyarakat.

Usai pembukaan FDS, kelompok masyarakat dari Sentani maupun sebagian suku di Tanah Papua menampilkan atraksi seni, drama tari dan nyanyian "yosim pancar" yakni sebuah tarian massal yang biasa digelar pada setiap pesta adat.

Semua acara yang disajikan pada hari pertama FDS 2011 itu, begitu menarik pengunjung, termasuk wisatawan mancanegara serta diliput para wartawan dari 22 media itu, sehingga kawasan wisata Kalkhote dipadati ribuan manusia beserta kendaraan roda dua dan empat.

Selain tarian dan nyanyian dari paguyuban nusantara, para perahu hias yang diawaki masyarakat adat dengan pakaian khas masing-masing, melakukan atraksi di danau, semakin menggugah para pengunjung untuk bertahan hingga malam.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011