Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disarankan untuk menghubungi dan meminta maaf secara langsung kepada Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul-Aziz As Saud.

"Seruan kepada Presiden SBY untuk menghubungi langsung Raja Abdullah bin Abdul-Aziz As Saud untuk minta pengampunan atas 23 orang terpidana mati WNI di Arab Saudi," kata anggota Komisi I DPR RI Lili Chadidjah Wahid kepada antaranews.com, Jakarta, Selasa.

Saran tersebut adalah dalam rangka untuk meminta kepada Raja Arab Saudi untuk tidak menghukum pancung 23 TKI yang saat ini terancam mendapat hukuman pancung.

Permintaan pengampunan itu, kata Lili Wahid, adalah sebagai bentuk kepedulian Presiden SBY terhadap warga negaranya.

"Tidak usah merasa tidak pantas atau tinggi hati untuk memohon pada Raja Abdullah demi menyelamatkan nyawa rakyatnya sendiri. Dan ini adalah sikap konsisten atas isi pidatonya dalam forum ILO yang lalu," ujar adik kandung mantan Presiden (alm) KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur.

Ia menyebutkan, saran sekaligus seruan  terbuka ini dikarenakan dalam Rapat Kerja dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa (Senin, 20/6) di Gedung DPR RI, ada diplomasi tingkat tinggi antara kedua kepala negara tidak ditanggapi.

Ia juga menyebutkan, Gus Dur semasa menjadi presiden pernah meminta maaf secara langsung kepada Raja Arab Saudi, Raja Fahd.

"Gus Dur melakukan hal tersebut untuk menyelamatkan nyawa TKI Siti Zaenab dari hukum pancung, dan dikabulkan oleh Raja Fahd," kata Lili Wahid.

Menurutnya, Presiden SBY bisa memerintahkan Alwi Shihab melakukan pendekatan/diplomasi awal.

"Tapi ujungnya Presiden SBY harus berbicara langsung dengan Raja Abdullah. Saya yakin akan dipenuhi permintaan SBY tersebut oleh Raja Abdullah. Sebab sabda raja di Arab Saudi adalah hukum dan dipatuhi," kata Lili Wahid.

Sebelumnya Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar menyatakan, saat ini ada 23 TKI yang akan bernasib sama dengan Ruyati, akan dihukum pancung di Arab Saudi.
(zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2011