Jakarta (ANTARA News) - Pemain China unggulan kedua tunggal putra, Lin Dan, menyatakan kemenangannya 21-12, 21-15 atas pemain Indonesia bukan unggulan, Alamsyah Yunus, pada "Indonesia Open Superseries Premier 2011" di Istora Jakarta, Rabu, bukan kemenangan mudah.

"Ini bukanlah kemenangan mudah. Pemain Indonesia lebih termotivasi bermain di depan publik sendiri dan ini tidak mudah bagi saya," ujar Lin Dan melalui penerjemah usai laga.

"Penonton memberikan dukungan besar dan ini menjadi dorongan semangat bagi pemain tuan rumah,"

Meskipun penonton hiruk-pikuk mendukung Alamsyah, Lin Dan menyatakan hal itu bukan masalah baginya. Hiruk pikuk penonton dalam pertandingan bulu tangkis, menurut dia, merupakan hal wajar.

Lin Dan tampil selalu lebih dulu unggul pada kesempatan awal dua set pertandingan itu. Namun Alamsyah perlahan-lahan dapat mengurangi jarak ketertinggalannya dalam pengumpulan angka.

Kelebihan Lin Dan terlihat pada determinasinya untuk memenangi poin-poin penting dan menentukan. Inilah yang ditunjukkan pemain China ini saat Alamsyah semakin mendekatinya dalam perolehan poin, dia kemudian dengan cepat menambah poin kembali, sehingga kemudian memang dengan relatif mudah.

Dengan hasil ini di babak kedua Lin Dan ditantang pemain Jepang bukan unggulan, Sho Sasaki.

Pemain Jepang ini lolos ke babak kedua setelah mengungguli Hans-Kristian Vittinghus dari Denmark 11-21, 21-17, 21-18.

Tentang penempatannya sebagai salah satu favorit juarai pada turnamen ini, Lin Dan dengan rendah hati mengesampingkan hal itu.

Menurut dia semua pemain pada turnamen ini berpotensi menjadi juara dan tidak mudah dikalahkan.

Dia menyebut nama, Simon Santoso, Taufik Hidayat, Bao Chunlai, dan Peter Hoeg Gade sebagai pemain-pemain yang tidak mudah dikalahkan. Itu sebabnya, dia menegaskan akan berkonsentrasi pada satu demi satu lawan yang akan dia hadapi berikutnya.

Pada pertandingan tunggal putra sebelumnya pemain Indonesia, Tommy Sugiarto juga terhenti di babak pertama. Tommy menyerah di tangan unggulan pertama dari Malaysia Lee Chong We 21-16, 21-8. (*)
(ANT-133/T009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011