Jakarta (ANTARA News) - Pasar saham Indonesia cenderung tidak menentu karena pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia pada Kamis masih melakukan aksi beli maupun jual, namun indeks harga saham gabungan (IHSG) turun tipis 0,13 persen.

IHSG BEI turun 5,020 poin atau 0,13 persen menjadi 3.816,812 poin dan indeks LQ-45 berkurang 0,390 poin atau 0,06 persen menjadi 675,400.

Analis PT City Securities, Hendri Efendi, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa pasar masih tidak menentu, karena fundamental makro ekonomi Indonesia yang tetap positif, meski global melemah.

Ekonomi Indonesia yang tetap tumbuh masih dapat memberikan kepercayaan terhadap investor meski saat ini hanya ditopang sektor konsumsi, ujarnya.

Gejolak global yang melemah, lanjut dia, hanya bersifat sementara, karena itu indeks berpeluang untuk kembali menguat.

"Kami optimis pasar akan kembali membaik, karena pelaku asing akan kembali masuk pasar domestik, melihat situasi global yang masih tak menentu, " katanya.

Krisis utang di Yunani yang masih berlanjut, dan penurunan pertumbuhan ekonomi AS, menurut dia, akan memberikan dampak bagi pelaku asing untuk mencari pasar-pasar baru, terutama di Asia.

Oleh karena itu, ia menilai, peluang indeks untuk kembali menguat masih cukup besar.

Analis PT Makinta, Harry Kurniawan, mengatakan bahwa kondisi global yang melemah akan memberikan dampak positif bagi pasar domestik.

Pelaku akan melakukan pembelian saham di pasar modal yang memberikan nilai tambah lebih besar, ucapnya.

Ia menyatakan, "Kami optimsi pasar uang dan saham domestik akan diburu pelaku asing, sehingga kedua pasar itu makin diminati pelaku asing."

Pasar saham saat ini mengalami koreksi akibat memburuknya pasar modal dunia sehingga sejumlah saham merosot antara lain.

Saham Indo Tambang Mega melemah Rp250 menjadi Rp45.100, saham Astra Agro Lestari turun Rp150 menjadi Rp23.000, saham Indosat berkurang Rp100 menjadi Rp5.050, dan saham Excel turun Rp150 menjadi Rp6.100.

Saham yang paling banyak dilepas pelaku pasar antara lain saham PT Color Park Indoensia sebanyak 14,45 juta unit dengan nilai Rp18,97 miliar pada kurs akhir Rp1.860 atau turun 60 poin.

Kemudian saham Bank Mandiri terjual sebanyak 3,84 juta unit senilai Rp7,69 miliar pada kurs akhirRp7.000 atau turun Rp50 per saham.
(T.H-CS)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011