Garut (ANTARA News) - Lahan pertanian di Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terancam kekeringan akibat aliran air sungai mulai menyusut sejak beberapa pekan terakhir memasuki musim kemarau.

"Sudah ada yang mulai kekeringan, karena banyak lahan sudah tidak mendapatkan pasokan air," kata Camat Cisewu, Sutiaman kepada wartawan di Garut, Kamis.

Pasokan air untuk mengaliri lahan pertanian, kata Sutiaman, biasanya dari aliran Sungai Cilayu dan Sungai Cilaki yang sekarang debit airnya sudah menyusut.

Akibatnya aliran air dari sungai besar itu, menurut Sutiaman, tentu tidak mampu mengaliri sungai-sungai kecil yang melintasi lahan pertanian milik warga.

"Di sungai besarnya saja sudah berkurang, apalagi ke sungai kecilnya, makanya sekarang saja memang sudah ada petani yang kesulitan mengairi lahan pertaniannya," kata Sutiaman.

Selain menyusutnya air sungai besar, kata dia, sejumlah irigasi di Kecamatan Cisewu sudah seharusnya dilakukan perbaikan agar dapat mengatur aliran sungai ke lahan-lahan pertanian warga.

Kecamatan Cisewu yang memiliki luas sekitar 11.065 hektare, menurut Sutiaman, yang terancam kekeringan sekitar 40 persen luas areal pertanian dan perkebunan.

"Dari luas kecamatan di Cisewu, 40 persen adalah wilayah pertanian dan perkebunan, itu tentunya akan terancam kering kalau aliran sungai terus berkurang atau lama tidak hujan," katanya.

Menghadapi musim kemarau dan ancaman kekurangan pasokan air di areal lahan pertanian, kata Sutiaman, para petani belum dapat memastikan melakukan tanaman sebelum ada instruksi dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut.

"Sekarang ada lahannya yang belum ditanam, masih kosong karena belum memastikan sampai kapan musim kemarau ini, para petani termasuk kami dari kecamatan menunggu komando dari Dinas Pertanian," kata Sutiaman.

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011