Boyolali (ANTARA News) - Para pendaki Gunung Merapi berasal dari berbagai daerah melalui jalur Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, selama liburan sekolah 2011 mengalami peningkatan.

"Jumlah pendaki ke Merapi masa liburan rata-rata mencapai sekitar 60 orang setiap minggunya, sedangkan sebelumnya paling hanya sekitar 10 orang," kata anggota Tim SAR "Barameru" Desa Lencoh, Samsuri, di Boyolali, Minggu.

Mereka kebanyakan pelajar SMA dan mahasiswa antara lain berasal dari Solo, Yogyakarta, Semarang, dan Boyolali yang ingin menikmati masa liburan sekolah.

Bahkan, katanya, empat atau lima pendaki berasal dari luar negeri hampir setiap hari ada yang melakukan pendakian.

"Jumlah pendakian ke Merapi pada Sabtu (25/6), tercatat di `base camp` Plalangan sekitar 70 orang," katanya.

Pendakian Merapi melalui Plalangan, Desa Lencoh tersebut secara resmi belum dibuka oleh pemerintah daerah setempat, sejak letusan Merapi akhir 2010 hingga saat ini.

Namun, para pendaki sudah banyak yang memulai kegiatannya ke Merapi karena mereka menganggap kondisi Merapi sudah bersahabat.

Kondisi cuaca di puncak beberapa hari terakhir, katanya, cukup cerah dan jarang hujan sehingga, sedangkan udara di puncak saat malam sangat dingin dan siang panas.

Pihaknya mengingatkan para pendaki untuk membawa perlengkapan seperti jaket tebal dan air minum yang cukup.

Para pendaki biasanya mulai perjalanan ke puncak sekitar pukul 22.00 WIB hingga 23.00 WIB. Mereka memerlukan waktu sekitar empat jam.

"Para pendaki saat di puncak biasanya melihat matahari terbit. Setelah itu, mereka turun dan tiba di `base camp` sekitar pukul 10.00 WIB hingga 11.00 WIB," katanya.

Seorang warga Selo yang pemandu wisatawan asing, Sony (40), mengatakan, hampir setiap hari ada wisman yang melakukan pendakian ke Merapi.

Mereka antara lain berasal dari Belanda, Jerman, Prancis, dan beberapa negara di Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang.

"Warga asing yang melakukan pendakian ke Merapi, ada yang tujuannya untuk penelitian, tetapi banyak juga hanya wisata menikmati pemandangan," katanya.  (B018/M029/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011