Tsukuba (ANTARA News) - Duta besar Vietnam untuk forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), yang mengambil alih pos utama sekretariat perhimpunan regional beranggota 21 negara itu pada awal tahun ini, berjanji untuk terus memerangi flu burung, dalam seminar di Tsukuba, Ibaraki Prefecture. Berbicara dalam lokakarya yang dituan-rumahi Universitas Tsukuba, Jumat, Tran Trong Toan dari negara tuan rumah APEC tahun ini mengatakan, "Kita seharusnya mencek berbagai program dan mengkoordinasikan berbagai upaya negara-negara APEC yang ekonominya maju (untuk mengatasi penyakit tersebut)." Ia mengatakan "komitmen yang baik" dilakukan oleh para peserta konperensi internasional tentang flu burung di Beijing awal pekan ini, yang mana negara-negara donor menjanjikan 1,9 miliar dolar AS dalam bantuan keuangan. Toan mengatakan diantara para anggota APEC, terdapat "berbagai pendapat" tentang bagaimana memerangi penyakit ini dan untuk mencegah kemungkinan wabah flu manusia, dan menegaskan pentingnya mengkoordinasikan berbagai upaya oleh masing-masing negara. "Setiap negara kini mengumpulkan persediaan Tamiflu, dan Tamiflu sekarang sangat mahal karena setiap orang kini ingin menyediakan persediaan di negara-negara mereka. Sehingga kita harus berfikir bagaimana mengkoordinasikan itu," katanya kepada kantor berita Kyodo. Karena obat anti-flu burung akan efektif hanya selama dua tahun, stok akan sia-sia jika berbagai negara tak membicarakan bagaimana mengatur semua itu, tambah Toan. Ia juga menegaskan pentingnya mengembangkan vaksin dan mencegah meluasnya penyakit tersebut. Duta besar mengatakan berbagai negara seharusnya juga memberikan perhatian kepada berbagai macam flu, seperti flu babi, dan berbagai informasi dan pengalaman dalam upaya mereka menghentikan kemungkinan wabah flu manusia. Virus flu burung H5N1 yang mematikan telah menjangkiti kuranglebih 150 orang dan menewaskan lebih dari 80 sejak 2003, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Semua orang yang tewas diberitakan berada di Asia Timur dan Turki. Selain masalah flu burung, Toan mengatakan Vietnam akan menekankan dalam pertemuan-pertemuan APEC tentang perlunya peningkatan persaingan perusahaan mikro, kecil dan menengah sehingga mereka dapat "memasuki pasar global dengan lebih percaya diri." Bisnis-bisnis kecil memainkan peranan penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan memajukan pembaruan teknik, tetapi mereka memerlukan dukungan dari pemerintahan-pemerintahan dalam akses ke sumber-sumber keuangan yang meliputi pinjaman-pinjaman bank dan hak penggunaan tanah diantara lain-lainnya, katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006