Helsinki (ANTARA News) - Menteri Kehutanan MS Ka`ban mengungkapkan bahwa Indonesia sedang mengembangkan kerjasama kehutanan dengan Finlandia khususnya mengenai kepemilikan lahan. Di Helsinki, kata Ka`ban, persentase kepemilikan lahan oleh petani di Finlandia sangat tinggi yakni lebih dari 50 persen, baru sisanya dimiliki perusahaan swasta dan pemerintah. Hal itu berbeda dengan keadaan di Indonesia dimana kepemilikan lahan oleh petani sangat kecil. Menhut tidak memastikan besarnya persentase lahan yang dimilki petani, namun menurut dia, kemungkinan di bawah sepuluh persen. Untuk itu, ia berharap agar dikembangkan skim khusus guna meningkatkan kepemilikan lahan petani mungkin dengan kerjasama dengan pihak perbankan. Sejauh ini kehutanan RI juga sudah menjalin kerjasama bidang kehutanan dengan Finlandia antara lain menyangkut penanganan illegal logging, pelestarian hutan dan pembibitan. Mengenai praktek illegal loging, Ka`ban meminta agar aparat hukum lebih serius menangani praktek-praktek yang merugikan negara tersebut. ``Hukum harus ditegakkan, khususnya di Papua yang tingkat illegal loggingnya sudah sangat mencemaskan," katanya dengan gemas. Menhut sebelumnya mengatakan bahwa sekitar 1.000 unit buldozer melakukan penebangan liar di Papua tanpa ada aparat yang mencegahnya. Sementara itu, mengenai impor beras Ka`ban selaku pimpinan partai Bulan Bintang (PBB) mengemukakan bahwa ia mendukung rencana pemerintah untuk mengimpor beras, karena, pemerintah telah mengikuti mekanisme yang ada yakni berkonsultasi dengan DPR serta Dewan Ketahanan Pangan. Menurut dia, isu tentang impor beras telah dipolitisir oleh berbagai pihak sehingga keluar dari substansinya, padahal dengan tingginya harga beras, yang dirugikan adalah masyarakat banyak termasuk petani sendiri. Menteri berada di Finlandia mendampingi Wapres dalam lawatan ke Belgia, Finlandia dan Jepang sampai 25 Januari.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006