Jakarta (ANTARA News) - Prancis ingin meningkatkan kerja sama dengan Indonesia di bidang penanganan aksi terorisme dan pengamanan jalur maritim dari pembajakan.

"Kami ingin bekerja sama dalam hal melawan terorisme dan mengamankan jalur maritim dari pembajakan di mana Indonesia punya pengalaman yang lebih besar yaitu keberhasilan dalam menyelamatkan Selat Malaka," kata Perdana Menteri Prancis Francois Fillon di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, seusai melakukan pertemuan dwipihak dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam keterangan persnya, PM Fillon mengatakan bahwa kerja sama di bidang penanganan terorisme dan pengamanan jalur maritim penting untuk kelancaran kerja sama ekonomi.

Selain itu, kata PM Prancis melalui penerjemahnya, kedua negara juga sepakat meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan upaya menjaga perdamaian dunia.

"Kami ingin melakukan kerja sama di berbagai bidang. Kami ingin melipat-gandakan kerja sama ekonomi," katanya.

Ia menegaskan bahwa Prancis menawarkan dukungan finansial untuk proyek-proyek yang terkait dengan bidang perkotaan dan transportasi penerbangan.

Dalam pertemuan dwipihak, menurut PM Fillon, juga dibahas isu-isu kawasan dan global yang menjadi kepentingan kedua negara, antara lain kerja sama di G20, ASEAN dan perdamaian di Timur Tengah.

Ia menyebutkan bahwa kunjungan kali ini merupakan kunjungan pertamanya ke Indonesia selaku PM Prancis. "Ini kali ketiga saya mengunjungi Indonesia tapi pertama kali saya sebagai PM dan ini momen luar biasa bagi hubungan kami," katanya.

Dalam keterangannya PM Fillon mengatakan bahwa Prancis ingin menjadi teman pertama Indonesia, merujuk pada prinsip "zero enemy 1.000 friends" Indonesia.

Kedua kepala pemerintahan menyepakati Deklarasi Bersama mengenai Kemitraan Indonesia-Prancis dalam pertemuan dwipihak.

Deklarasi Bersama mengenai Kemitraan Strategis Indonesia-Perancis itu merupakan landasan kuat bagi kerja sama yang lebih luas dan terarah antara kedua negara pada masa mendatang.

Dalam lawatannya itu PM Fillon didampingi oleh empat menteri, yaitu Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri, Menteri Negara Transportasi, Menteri Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, dan Menteri Kebudayaan dan Komunikasi serta sejumlah anggota parlemen dan sekitar 20 pengusaha besar Prancis.

Sebelum konferensi pers oleh kedua kepala pemerintah terlebih dulu dilakukan penandatanganan kesepakatan/nota kesepahaman mengenai kerja sama di bidang energi dan sumber daya mineral, pariwisata, pendidikan, permuseuman, dan vulkanologi.

Untuk menghormati kunjungan resmi itu, Presiden Yudhoyono kemudian menjamu PM Prancis beserta seluruh anggota delegasinya dalam suatu jamuan santap malam resmi di Istana Negara.(*)
(T.G003/N002)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011