Jakarta (ANTARA News) - Calon kandidat ketua umum PSSI Sutiyoso mengatakan, pihaknya belum melihat aturan atau tata tertib Kongres PSSI yang akan digelar di Solo pada 9 Juli mendatang.

"Saya belum melihat aturan atau tata tertib kongresnya. Saya lihat Komite Normalisasi akan membuat peraturan-peraturan yang ketat, itu tentu kami dukung." kata Sutiyoso di Jakarta, Senin.

"Tapi sampai sekarang kita belum melihat atau menerimanya. Apakah aturan-aturan itu sudah dibagikan kepada pemilik suara atau belum, saya juga belum tahu," tambahnya.

Mengulang pernyataannya belum lama ini, Sutiyoso mengingatkan bahwa PSSI sudah dua kali menggelar kongres tanpa hasil. Jika kongres nanti sampai gagal lagi, maka kebodohan yang ketiga kalinya adalah hal yang tidak masuk akal.

"Keledai saja tidak mau terantuk dua kali. Kalau kita sampai terantuk tiga kali, entah apa lagi namanya," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu di hadapan sejumlah kandidat lain dalam acara diskusi bertajuk "Selamatkan Sepakbola Indonesia dari Sanksi FIFA" yang digelar kalangan wartawan sepakbola.

Sutiyoso menegaskan, secara prinsip kongres nanti tidak boleh gagal lagi. Dia pun yakin, seluruh kandidat yang ada nantinya akan iklas menerima kenyataan siapa pun nantinya yang akan terpilih sebagai ketua umum PSSI.

Mengantisipasi agar kongres tak lagi mengalami kebuntuan (deadlock), Sutiyoso menggarisbawahi jika Komite Normalisasi (KN) selaku pemangku mandat dari FIFA harus bersikap tegas dan tak mengulang kesalahan sebelumnya.

Menurutnya, pada masa sebelumnya Komite Normalisasi seperti mengikuti saja kemauan anggota PSSI yang menyulap pertemuan silaturahmi pada 14 April menjadi kongres.

"Menyulap pertemuan menjadi kongres itu mengesankan KN bisa disetir. Dari sana kita melihat peserta kongres ingin mengatur KN. Ke depannya, tak ada kamusnya kongres gagal lagi," tegasnya.

Ditambahkannya, sejak kongres yang dijadwalkan akhir Juli lalu diperpanjang ke 9 Juli, sebenarnya ada cukup waktu bagi pemerintah dan KN untuk melakukan lobi-lobi, terutama kepada kelompok yang sering membuat masalah.

"Tetapi lobi ini mana hasilnya? Kami belum pernah mendengar ada statemen atau pernyataan dari pihak Kelompok 78. Kalau memang di tingkat menteri dan KN hal ini tidak jalan, bila perlu presiden turun tangan. Presiden harus mendekati para kandidat. Saya yakin kalau dia (Presiden) sebagai panglima tertinggi turun tangan, permasalahannya pasti selesai," ujar Sutiyoso.(*)

(ANT-132/A020)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011