Dumai (ANTARA News) - Regu pemadam (Regda) yang berjaga-jaga di lokasi hutan terbakar, Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Riau, dikabarkan sempat didatangi sepasang harimau Sumatra liar.

Ketua regu pemadam (Regdam) kebakaran hutan dan lahan wilayah Kecamatan Medang Kampai, Hamzah, di Dumai, Selasa, mengatakan, kemunculan sepasang harimau Sumatra itu pertama kali disaksikan salah seorang anggota regdam yang tengah berjaga-jaga mengawasi luasan api yang membakar hutan alami di Kelurahan Pelintung.

"Harimau itu mendatangi pos penjagaan kami yang berjarak sekitar 800 meter dari lokasi lahan terbakar. Karena pada waktu itu malam, anggota saya menyangkanya babi, tapi setelah semakin dekat rupanya sepasang harimau," katanya.

Sejak kemunculan pertama sepasang harimau itu, kata Hamzah, di hari-hari selanjutnya petugas regdam lainnya juga kembali melihat harimau liar yang sama.

"Harimau ini paling sering muncul malam hari, mungkin kelaparan dan datang untuk mencari makan. Kedatangannya juga tidak menganggu," tuturnya.

Kemunculan binatang buas dilindungi negara ini menurut Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Dumai, Basri, merupakan suatu petanda kerusakan hutan yang kian hebat sehingga terjadi penyempitan terhadap habitatnya.

"Sebaiknya masyarakat yang berada di sekitar penampakan harimau itu berhati-hati, bisa saja karena merasa terusik, harimau memberanikan diri menyerang manusia," tuturnya.

Kerusakan hutan alami beralaskan gambut di Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, diindikasi disebabkan ulah beberapa orang atau kelompok yang dengan sengaja melakukan pembakaran hutan guna membuka lahan perkebunan kelapa sawit.

Indikasi pembakaran hutan alami yang dipenuhi rawa gambut ini sebelumnya juga telah dilaporkan oleh warga setempat ke pihak kepolisian dan pemerintah daerah.

Namun hingga kini belum ada tindak lanjut atau upaya hukum dari kepolisian dan pemerintah terhadap pemilik lahan. Sementara kobaran api terus meluas dan membakar lebih banyak lahan gambut penyebab munculnya kabut asap hingga menyelimuti sebagian besar Kota Dumai.

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011