Denpasar (ANTARA News) - Ada "ambisi" baru dari Denpasar, Ibukota Provinsi Bali, yang diberi label "The Island of Paradise" atau "Island of Goddess". Itu adalah menjadikan Denpasar sebagai pintu gerbang perdagangan aneka bunga hias hasil panen dalam negeri untuk pasar nasional maupun internasional.


"Karena bunga potong sangat tinggi, berkembang penyaluran aneka bunga hias terutama anggrek oleh beberapa pelaku usaha di Denpasar ke sejumlah negara di luar negeri," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Denpasar, Gede Ambara Putra, di Denpasar, Rabu.

Menurut Ambara, target itu selaras dengan perkembangan Denpasar sebagai salah satu destinasi wisata internasional. 

"Permintaan bunga potong di Bali yang tinggi, makanya banyak pelaku usaha yang menggeluti itu. Pasokannya pun datang dari berbagai daerah. Tidak sedikit pula yang mengeskpor hasil panen lokal, terutama tanaman anggrek," ujarnya.

Guna membuka keran perdagangan itu, pihaknya memanfaatkan momen Pekan Flori Flora Nasional di Denpasar pada November nanti. Gelaran itu akan dirangkai dengan agenda tahunan Sanur Village Festival (SVF) serta Denpasar Expo yang melibatkan para produsen dan pembeli baik dalam maupun luar negeri.

Pada kegiatan tersebut, tambah dia, sudah ada 160 kabupaten dan kota dari seluruh Indonesia yang mendaftar sebagai peserta, dari target setidaknya 250 kabupaten. Selain itu sudah cukup banyak pengusaha swasta yang menyatakan keikutsertaannya.

Ambara mengatakan, untuk menarik peran serta luar negeri wali kota Denpasar telah bersurat ke konsul dan kantor perwakilan negara sahabat di Pulau Dewata maupun Jakarta, serta perwakilan pemerintah Indonesia di luar negeri.

"Sudah ada beberapa perwakilan negara sahabat yang tertarik dan menyatakan akan ikut serta. Promosi kami juga sangat gencar baik lewat web maupun mengikuti kegiatan internasional, termasuk pada festival flori flora di Singapura, Oktober nanti," katanya.

Dijelaskan, permintaan bunga untuk aneka kegiatan di Denpasar secara nasional adalah terbesar kedua setelah Bandung. Sayangnya baru berdiri gerai-gerai dan perkampungan flori flora, tapi belum punya pasar dan lembaga khusus untuk produk bunga.

"Potensinya sangatlah besar untuk dikembangkan jadi pasar bunga internasional, karena permintaannya sangat tinggi dan banyak orang asing ke Denpasar. Yang kurang, Denpasar belum punya pasar bunga sebagai pusat transaksi dan lembaga yang mengurus. Kalau bisa dibuat seperti pasar bunga Rawa Belong di Jakarta, kami yakin keinginan itu segera terwujud," ucapnya.

Apalagi akses transport ke Bali baik nasional maupun internasional sangat bagus. Jadi walau Denpasar bukan produsen, tapi bisa menjadi gerainya, sehingga bisa menjadi salah satu daya tarik wisata.

Pusat bunga internasional ada beberapa di dunia. Yang terbesar adalah di Aalsmeer di Belanda, di mana pelelangan bunga dan komoditas ikutan menjadi satu andalan perolehan devisa pemerintah provinsi setempat dan Kerajaan Belanda. Miliaran batang bunga potong datang dan pergi dari pusat pelelangan bunga itu saban tahun.

Khusus di pasar setempat, permintaan bunga potong semisal anggrek, sedap malam, mawar dan lainnya diakui para pedagang terus mengalami peningkatan, terutama di momen-momen spesial seperti Natal, tahun baru, hari valentine, hingga hari ibu dan guru. 

Pada hari-hari itu, aneka jenis bunga potong segar didatangkan dari Jawa dan juga melalui Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. Jenisnya banyak, mulai dari aneka rupa dan warna mawar, gladiol, iris, dan lain sebagainya.

Bali sebetulnya memiliki sentra produksi tanaman hortikultura dan bunga, yaitu di Kawasan Bedugul di seputaran Danau Beratan, di perbatasan Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Tabanan. Selain itu juga di perbukitan sejuk Kintamani di Kabupaten Bangli.

Hendara, salah seorang pemilik kios bunga di Denpasar mengatakan, permintaan eceran, rangkaian bunga atau bunga papan selama ini tidak pernah sepi.

Hal itu merupakan salah satu dampak positif dari sektor pariwisata yang menumbuhkan banyak akomodasi maupun event berskala lokal, nasional maupun internasional.

"Pada momen tertentu seperti Natal dan tahun baru, omzet penjualan bisa meningkat sekitar 30 persen. Dan terbanyak yang dicari adalah sedap malam, disusul aster, mawar dan lainnya," katanya.

Bunga potong tersebut, tambah Hendra, hampir semuanya didatangkan dari luar Bali, antara lain Malang, Pasuruan, Bandung, Bogor dan Jakarta. Sementara yang dominan didapat di Pulau Dewata adalah jenis tanaman daun-daunan untuk pemanis rangkaian seperti pakis.
(ANT)


Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2011