Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta mewacanakan akan meneruskan keterlibatan juru parkir dalam mengatasi penumpukan sampah di sejumlah lokasi parkir objek wisata.

"Rencananya, melibatkan juru parkir mengatasi sampah di lokasi parkir objek wisata itu tidak hanya akan dilakukan selama puncak masa libur panjang saja, tetapi juga di luar masa liburan itu," kata Kepala Bidang Sampah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta Irfan Susilo di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, pihaknya akan melontarkan wacana tersebut saat ada pertemuan dengan Dinas Perhubungan atau instansi terkait lainnya.

Juru parkir di sejumlah lokasi parkir objek wisata akan dilibatkan untuk mengingatkan sopir bus maupun pimpinan rombongan wisatawan agar memasukkan sampah ke kantong plastik, untuk kemudian dibuang di tempat yang semestinya.

"Selama masa libur panjang sekolah cara tersebut sudah diterapkan atau dilakukan di lokasi parkir bus Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta. Ini menjadi uji coba kami, dan diharapkan bisa dikembangkan di lokasi parkir objek wisata lainnya," katanya.

Mengenai keberhasilan pola tersebut, Irfan mengatakan belum dapat menyatakannya, namun setidaknya sopir bus atau pimpinan rombongan dari biro perjalanan wisata sudah mengetahui aturan yang ada.

"Jika nanti mereka kembali mengantar rombongan wisatawan ke Yogyakarta, mereka sudah mempersiapkan kantong plastik untuk tempat sampah," katanya.

Selain meminta juru parkir agar mengingatkan sopir bus dan pimpinan rombongan wisatawan untuk membawa kantong plastik sebagai tempat sampah, pihaknya juga telah menyediakan tempat sampah lokasi itu, sehingga diharapkan tidak ada lagi sampah berceceran di area parkir.

Sampah yang dihasilkan di tempat-tempat wisata menyumbang 15 persen hingga 20 persen dari total volume sampah Kota Yogyakarta.

Rata-rata volume sampah di Kota Yogyakarta yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan, Bantul, setiap hari bisa mencapai 275 ton hingga 300 ton. (E013/M008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011