Rembang, Jawa Tengah (ANTARA News) - Mayoritas pengembang perumahan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah memilih menggarap rumah hunian tipe 36 sebab relatif cocok dengan daya beli masyarakat setempat.

"Dari 1.345 unit rumah hunian yang telah dikembangkan, sebanyak 1.023 unit di antaranya merupakan tipe 36. Rumah hunian tersebut dikembangkan oleh sembilan pengembang," kata Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Rembang, Sri Sugiyarti, di Rembang, Senin.

Ia menyebutkan, kebanyakan mereka mengembangkan rumah tipe 36 tersebut karena memang sesuai dengan kemampuan pasar di Kabupaten Rembang.

"Rata-rata peminat perumahan adalah pegawai negeri atau swasta dengan daya beli terbatas, barangkali itu alasan para pengembang lebih memilih mengembangkan rumah hunian tipe 36 tersebut," katanya.

Hal senada diungkapkan pemasar PT Divalindra Cipta, Indrawati Rahayu.

"Kebanyakan pengembang mengembangkan tipe 36 tersebut karena memang sesuai dengan kemampuan pasar di wilayah Kabupaten Rembang, konsumen menengah ke bawah," katanya.

Ia juga mengatakan, perusahaannya telah mengembangkan 322 unit rumah hunian dan 158 unit di antaraya merupakan tipe 36, sedangkan 164 unit lainnya hunian tipe 21.

"Awalnya, kami mengembangkan tipe 21 karena saat awal, pasar begitu merespons tipe tersebut. Namun, dalam perkembangannya, konsumen mulai tertarik dengan hunian yang sedikit lebih luas, sehingga kami kembangkan tipe 36," katanya.

Ia menyebutkan, saat ini tipe 36 dilepas dengan harga paling tinggi Rp68,5 juta.

Berdasarkan data di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Rembang, pengembang perumahan di kabupaten itu adalah PT Niti Buana (Pengembang Perumahan Permata Hijau-Ngotet), PT Lasem Madina (Lasem Madina Asri), PT Griya Kusuma Mukti (Griya Kusuma Mukti-Sumberjo), dan PT Divalindra Cipta (Puri Mondoteko).

selain itu, PT Jati Ismoyo Agung (Turusgede Permai), PT Amir Hajar Kilsi (Griya Utama Permai), H Alik Nurchamid (Pulo Indah-Pulo), Agus Ariffianto (Kranggan Indah-Sumbergirang, Lasem), dan Hamdono Santoso (Graha Citra Santosa-Leteh dan Sumberjo).

(PSO-168)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011