Muara Teweh, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Produksi kayu bulat hasil tebangan perusahaan pemegang izin usaha pengusahaan hasil hutan kayu dan hak pengusahaan hutan di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, sampai Juni 2011 mencapai 40.543,36 meter kubik atau 6.242 batang.

Kayu hasil produksi sejumlah perusahaan itu terdiri atas jenis meranti, rimba campuran dan kayu indah, kata Kepala Bidang Bina Produksi Kehutanan pada Dinas Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Barito Utara, Rumsyah Bagan, di Muara Teweh, Senin.

Rumsyah merinci, produksi kayu bulat jenis meranti sebanyak 40.327 m3 atau 6.194 batang, rimba campuran 216,30 m3 atau 48 batang, sedangkan kayu indah masih belum ada realisasinya.

Puluhan ribu meter kubik kayu bulat itu merupakan hasil tebangan perusahaan di kawasan hutan produksi terbatas (HPT) dan hutan produksi (HP) diantaranya perusahaan PT Austral Byna, PT Indexim Utama Corp, PT Sindo Lumber, PT Purwa Permai, PT Meranti Sembada dan PT Bina Multi Alam Lestari.

"Meski jumlah perusahaan yang bergerak di sektor perkayuan ini mencapai puluhan, saat ini hanya enam investor yang masih memproduksi kayu bulat," katanya didampingi Kepala Seksi Produksi, Joko Wasono.

Sebelum perusahaan itu membawa atau menjual keluar daerah kayu hasil produksi tersebut diwajibkan membayar Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR).

Sejumlah industri perkayuan di daerah ini dalam empat tahun terakhir ini sudah tidak melakukan kegiatan lagi. Mereka sebagian besar sudah tutup karena kesulitan bahan baku kayu bulat karena ketatnya peraturan pemerintah terhadap kegiatan kehutanan tersebut, ujarnya.

Menurut Rumsyah, tahun ini pemerintah Kabupaten Barito Utara menargetkan produksi kayu dari berbagai jenis sebanyak 292.275 m3 termasuk mengeluarkan izin rencana kerja tahunan (RKT) sebanyak 373 m3 khusus kayu ulin (Eusideroxylon zwageri).

Izin RKT khusus ini untuk memenuhi kebutuhan kayu ulin dalam kegiatan proyek pemerintah dan masyarakat di daerah ini sesuai aturan berlaku.

Ratusan meter kubik kayu ulin ini diberikan kepada sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor perkayuan di daerah ini.

"Kami harapkan kelangkaan kayu ulin di pasaran selama ini untuk kegiatan pembangunan dapat diatasi," katanya.

Produksi kayu di Barito Utara pada 2010 mencapai 268.784,84 m3 atau sekitar 50 ribu batang, meningkat dibanding 2009 sebanyak 257.213 m3 atau 49.640 batang.

(K009)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011