Cikeas, Bogor (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menampik isu yang beredar tentang kongres luar biasa partainya dan memastikan, itu tidak ada.

"Ada SMS berisi mengadu-domba kader Partai Demokrat (PD) dengan melempar isu tentang adanya Kongres Luar Biasa (KLB). Saya pastikan, PD tak merencanakan KLB seperti itu," tandasnya di Cikeas, Bogor, Senin malam ini.

Pernyataannya tentang KLB ini, disuarakan lebih keras dibanding tiga isi sikap politik lainnya, yang dibacakannya langsung didampingi Ketua Umum DPP PD, Anas Urbaningrum, menyikapi sejumlah rumor maupun isu terkini.

Pernyataan sikap politik Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina (Kawanbin) PD itu sendiri, diakuinya untuk merespons berbagai berita miring yang dianggapnya tidak berdasar dan telah menghantam partainya.

"Saya memandang perlu mengeluarkan pernyataan (ini), karena perkembangan politik benar-benar tidak sehat. Politik tidak lagi ksatria. Janganlah `nila setitik merusak nasi sebelanga`," ujarnya mengawali pembacaan empat pernyataan sikap politik itu.


SMS Alat Menghakimi

Yudhoyono kemudian membantah, seolah partainya kini benar-benar akan ambruk, hanya karena ulah kelompok kecil di internal PD.

"Karena itu, saya perlu memberi pernyataan," katanya.

Pertama, menurutnya, ada beberapa media, cenderung mendiskreditkan PD, hanya dengan bersumber pada SMS maupun BBM.

"Dan itu kemudian jadi judul besar, padahal hanya berdasar materi dari yang dikirim seseorang yang mengaku bernama Nazaruddin, mantan Bendahara Umum PD, yang kini buron. Ini (berita) tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya, dan (SMS) itu (telah) dijadikan alat menghakimi," ungkapnya.

Bagi Yudhoyono, cara-cara seperti ini tidak mencerdaskan. "Kami juga ingin Nazaruddin dibawa kembali untuk melaksanakan proses hukum secara transparan dan akuntabel," tandasnya.

Karena itu, kepada pihak yang mengetahui keberadaannya, dimintanya bekerjasamalah dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kalau isi SMS dan BBM (dari Nazaruddin) itu benar, silahkan penegak hukum periksa," ujarnya.

Kedua, demikian pernyataan sikap politik Yudhoyono, ada SMS mengadu-domba kader PD terkait pelaksanaan KLB.

"Saya pastikan sekali lagi, PD tak merencanakan KLB seperti itu. Juga seolah ada usulan KLB untuk turunkan Anas Urbaningrum (Ketua Umum DPP PD). Yang ada rencana Rapat Kerja Nasional (Rakornas)," jelasnya.

Ketiga, Yudhoyono mengungkapkan tentang diedarkannya oleh tangan-tangan yang tidak kentara, seolah Anas sedang mempersiapkan penjatuhan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Itu bohong besar. Ini intrik politik. Saya tahu ini bertujuan ingin memecah belah dan memporakporandakan PD. Seperti politik `devide et imper` di era pemerintahan kolonial Belanda," katanya.

Dalam kaitan ini, Yudhoyono berpesan kepada para kader, agar tetap sabar dan tawakal.

"Jangan teradu-domba, jangan mau dipecah-belah, termasuk dalam acara-acara `talk show` apa pun," ujarnya dalam nada yang sedih dan haru.


Menyimpang Dari Kepatutan

Keempat, Kawanbin PD mengungkapkan pula tentang beredarnya khabar di daerah-daerah, seolah kader PD dan orang-orang dekat Yudhoyono tak tersentuh hukum, atau kebal hukum

"Cek ke penegak hukum, dikonfirmasi, apakah ada seperti itu. Ini semua penting diingatkan, agar negara ini jangan jadi ajang fitnah," tuturnya.

Di bagian-bagian akhir, Yudhoyono mengeluh, karena politik negeri ini sudah jauh menyimpang dari kepatutan dan akal sehat.

"Karenanya, kader PD harus tetap bersikap cerdas, jangan terpengaruh, tetap sabar," pintanya.

Kepada Anas Urbaningrum pun ia minta harus bisa mengatasi semua ini, dibantu kader yang lain.

"Biarlah sejarah mencatat apa yang kita lakukan semua. Keadilan memang sering datang terlambat," demikian keluh kesah Yudhoyono.(*)
(T.M036/R010) 

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011