Purwakarta (ANTARA News) - Kesulitan hidup dengan ancaman kelaparan di tengah musim peceklik sekarang ini, dialami sebagian warga Desa Pasirmunjul Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta, Jabar. Bahkan dilaporkan sedikitnya 93 jiwa di lingkungan RW 04 Dusun Randiah, sudah berhari-hari tidak makan alias kelaparan. "Kondisinya sudah vatal, mereka kelaparan. Keadaan itu sudah Kami laporkan ke aparat desa," ujar Usman, Ketua RW setempat, Rabu. Ke-93 jiwa itu umumnya warga berusia lanjut yang harus menerima kenyataan pahit, dan sehari-hari mereka hanya makan rebus singkong sekedar untuk "menganjal" perut. Seorang warga Sadiah (70) mengaku sudah beberapa hari tidak makan nasi sehingga menambah parah penyakit yang dideritanya. Saat ditemui ia berbaring lemas di rumahnya, sambil menunggu kedatangan suaminya Abdul (75) yang sedang mencari singkong di ladang. "Tos sababaraha dinten teu bisa hudang (sudah beberapa hari tidak bisa bangun)," ucapnya perlahan. Seperti dialami Saidah, puluhan warga miskin di Dusun Randiah itu sudah beberapa hari tidak makan nasi, menyusul musim peceklik sekarang ini. Bahkan, menurut Kepala keamanan RW 04, Maman, ada di antara warga sudah dua minggu tidak makan nasi. Menurut Usman, kelaparan yang melanda warganya baru pertama kali terjadi, karena kesulitan hidup di tengah musim peceklik cukup parah. Sedangkan bantuan beras miskin (raskin) yang disalurkan ke Dusun Randiah, jumlahnya tidak memadai, dan itu pun hanya dibeli oleh warga yang mempunyai uang. "Dua hari kebelakang ada raskin, sebanyak delapan karung (20 Kg/karung), yang harus dibeli dengan harga Rp 1500/liter, tapi yang membeli hanya warga yang punya uang," tutur Usman. Kesulitan hidup juga dikemukakan warga lainya di Dusun Randiah, pada musim peceklik sekarang ini, terlebih setelah belasan hektar sawah gagal panen karena hancur akibat bencana longsor beberapa waktu lalu. "Sawah (tanaman padi) yang selamat dari bencana longsor pun, baru berusia sebulan." tutur sejumlah warga. Warga mengaku di tengah menyengatkan musim peceklik itu mata pencaharian lain pun sulit didapat. Mata pencaharian yang diandalkan warga Randiah, sekadar untuk membeli satu-dua liter beras, adalah kuli pikul bambu. Harga beras di Dusun Randia sekarang ini Rp 4.000/liter beras berkualitas terendah. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006