Libya (ANTARA News/AFP) - Pasukan yang setia kepada pemimpin Libya Muamar Gaddafi, Rabu, melancarkan serangan balasan di sebelah barat-daya Tripoli, dan menguasai posisi gerak maju pemberontak di sekitar Gualish serta mendesak ke arah desa Kikla di bukit, kata seorang koresponden AFP.

Tentara yang setia kepada Gaddafi merebut pos pemeriksaan pemberontak di Gualish, gerbang penting di jalan menuju ibu kota Libya, yang direbut pemberontak satu pekan sebelumnya, sebelum mendesak ke arah daerah kantung pemberontak di Pegunungan Nafusa.

Koresponden AFP tersebut, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu malam, mengatakan sangat sedikit pemberontak berada di jalan menuju Kikla saat mereka mundur dan berusaha bersatu lagi.

Baru Senin (11/7), pemberontak telah berbicara mengenai akan bergerak maju. Mereka mengincar kota kecil yang dikuasai pasukan yang setia kepada Gaddafi, Asabah dan Gharyan, di ujung timur wilayah itu.

Sebelumnya, kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) menuduh pasukan pemberontak Libya bertanggung jawab atas perampokan, pembakaran dan penganiayaan terhadap warga sipil dalam gerakan maju mereka ke arah Tripoli.

Kelompok itu mengatakan mereka telah "menyaksikan tindakan-tindakan tersebut, mewawancarai beberapa saksi lain, dan telah berbicara dengan seorang komandan pemberontak mengenai perlakuan kejam itu".

Pelanggaran itu terjadi pada bulan Juni dan Juli -- paling lambat pekan lalu, ketika pasukan pemberontak mendesak melalui Pegunungan Nafusa, ke bagian selatan Tripoli, demikian isi pernyataan tersebut.

Tuduhan kelompok HAM itu mengancam akan merusak citra pemberontak, yang telah dijaga dengan hati-hati sebagai "pejuang hak asasi manusia" di negara yang telah diperintah oleh Muamar Gaddafi dengan tangan besi selama hampir 42 tahun.

Pengungkapan tentang pelanggaran hak asasi manusia itu dapat juga menimbulkan masalah sulit pada negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang telah memberikan bantuan militer kepada pemberontak Libya sebagai bagian dari misi yang diberi mandat PBB untuk melindungi warga sipil Libya.(*)

(Uu.C003)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011