Jakarta, 14/7 (ANTARA) - Tidak ada alasan bagi pemerintah untuk membuka keran impor udang dari luar negeri masuk ke Indonesia. Kepastian larangan impor tersebut disampaikan  Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad saat membuka "Workshop Pencegahan dan Pengendalian IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) di Indonesia" di Jakarta hari ini (14/7). Kepada para peserta workshop, Fadel menyatakan, dirinya tidak akan mentolerir dan memberikan ijin kepada para pengusaha yang tetap mengajukan ijin impor udang. "Saya sudah sampaikan kebijakan mengenai larangan impor udang tersebut kepada Menteri Perdagangan, dan selama saya masih menjadi Menteri jangan harapkan udang impor masuk ke Indonesia", tegas Fadel.

     Untuk mencukupi kebutuhan konsumsi udang dalam negeri, Fadel menyatakan akan terus menggenjot dan meningkatkan produksi udang nasional. Untuk menghindari kegagalan produksi sebagaimana yang terjadi pada tahun 2009 dan 2010, maka Kementerian Kelautan dan Perikanan akan terus mengedepankan dan menitikberatkan pengendalian penyakit udang sebagai salah satu faktor penentu dalam pencapaian produksi. Gagal panen pada umumnya disebabkan oleh serangan penyakit. Hal utama lainnya yang menjadikan penyebab tidak tercapainya sasaran produksi udang di tahun 2010, adalah semakin menurunnya kualitas induk dan benih, yang ditandai dengan pertumbuhan yang semakin lambat dan tingginya mortalitas yang disebabkan terjadinya inbreeding atau kawin sekerabat.

     Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan, di antaranya dengan membentuk Broodstock Center udang vanamei di Bali, yang telah berhasil memproduksi varietas udang vanamei unggul nusantara I yang cenderung lebih tahan terhadap serangan virus seperti TSV, WSSV, IHHNV dan IMNV dibanding udang vanamei impor. Selain masalah penyakit dan pembenihan, masalah lain yang menjadi penghambat peningkatan produksi adalah kurangnya permodalan bagi para petambak udang. "Saya menghimbau kepada perbankan untuk mau memberikan kemudahan modal bagi sektor perikanan, khususnya demi mencukupi kebutuhan udang yang demikian banyak baik di dalam negeri maupun untuk kebutuhan ekspor", ujar Fadel.

     Berdasarkan data statistik, produksi udang nasional pada semester I tahun 2011 telah mencapai sebanyak 165 ribu ton, hal ini berarti produksi udang nasional telah mencapai sebanyak 42 persen dari total target yakni sebanyak 400 ribu ton. Dari 165 ribu ton tersebut, total produksi tambak insentif menyumbang sebanyak 53 ribu ton, tambak tradisional 60 ribu ton, tambak semi intensif 20 ribu ton, dan tambak terintegrasi sebanyak 32 ribu ton. Total target produksi yang dicapai hingga akhir tahun 2011 diprediksi mencapai sebanyak 412 ribu ton atau meningkat sebanyak 17 persen apabila dibandingkan produksi tahun 2010 yang mencapai 352 ribu ton. Dari total prediksi tersebut, total produksi tambak insentif menyumbang sebanyak 132 ribu ton, tambak tradisional 150 ribu ton, tambak semi intensif 50 ribu ton, dan tambak terintegrasi sebanyak 80 ribu ton.

     Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Dr. Yulistyo Mudho, M.Sc, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP. 0811836967)


 

Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2011