Ambon (ANTARA News) - Rencana operasi lapangan terbang Saumlaki tahun 2012 terancam batal karena pekerjaan perpanjangan landasannya baru mencapai 1.000 meter dari yang ditargetkan 1.650 meter.

"Pembangunan landasan pacunya baru mencapai 1.000 meter dari target 1.650 meter. Keterlambatan ini pun karena anggaran yang dikucurkan Kementerian Perhubungan pun terbatas," kata Kepala Dinas Perhubungan Maluku, Benny Gaspersz, di Ambon, Kamis.

Dia mengakui, dana yang dikucurkan Kementerian Perhubungan tahun 2010 untuk pembangunan landasan pacu tahap II sepanjang 750 meter sebesar Rp16,03 miliar.

Benny Gaspersz mengakui proyek perluasan lapangan terbang tersebut baru dikerjakan berupa sarana pendukung penerbangan yakni landasan pacu, sedangkan sarana pendukung darat berupa menara dan peralatan navigasi dan komunikasi lainnya belum dilaksanakan, karena anggarannya belum dialokasikan.

Kendati, dia berharap proses perluasan lapangan terbang tersebut berjalan sesuai dengan yang direncanakan, termasuk kucuran alokasi dana dari Kementerian Perhubungan, sehingga pekerjaannya bisa diselesaikan tepat waktu dan segera difungsikan.

Pekerjaan Lapter Saumlaki tahap II berupa konstruksi landasan pacu sepanjang 1.650 meter x 30 meter, dengan aspal flexible pavement, lapisan ATB tebal 5 sentimeter, dan aspal 5 sentimeter termasuk marking.

Seluruh proyek dikerjakan PT. Nindya Karya dengan alokasi dana APBN melalui Kementerian Perhubungan, yang dikucurkan setiap tahun.

Pekerjaan tahap II telah menyelesaikan landasan pacu sepanjang 700 meter memanfaatkan anggaran tahun 2010 sebesar Rp16,03 miliar, sedangkan nilai kontraknya Rp16,09 miliar.

Rencana pekerjaan tahun 2011 berupa penambahan panjang landasan pacu 300 meter, sedangkan sisanya 350 meter akan dikerjakan tahun 2012 mendatang.

"Pembangunan lapter ini sangat pentingdan strategis untuk mendukung program trans Maluku, sekaligus membuka akses transportasi ke daerah-daerah sekitar, termasuk mendukung pengembangan pembangunan di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga Timor Leste dan Australia," demikian Gaspersz.

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011