Manado (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Utara SH Sarundajang mengatakan, kondisi Gunung Lokon sangat sulit diprediksi aktifitasnya, sehingga masyarakat sebaiknya mewaspadai ancaman letusan susulan.

"Seringkali sehari penuh tidak ada tanda-tanda aktifitas, dan malamnya mengeluarkan lava pijar dan debu vulkanik, tentunya kondisi ini harus diwaspadai," kata Gubernur saat mengunjungi Pos Pemantau Gunung Lokon dan lokasi pengungsi di Kota Tomohon, Jumat.

Apalagi sejak erupsi pada 10 Juli 2011 lalu, terjadi beberapa semburan debu vulkanik yang diawali dengan gempa vulkanik dalam dan gempa vukanik dangkal.

Letusan skala besar masih mungkin saja terjadi sewaktu-waktu tanpa sepengetahuan manusia, sehingga masyarakat tidak boleh lengah dan tidak boleh panik ketika ada bencana seperti itu.

Mantan Irjen Depdagri itu juga meminta kepada aparat pemerintah daerah agar selalu sigap dalam penanganan bencana Gunung Lokon dan tidak boleh lengah. Terutama upaya untuk mengusikan warga jika ketika ada ancaman seperti letusan gunung api.

Gubernur ketika berada di Pos Pemantauan Gunung Loon, langsung mendapatkan laporan dari Petugas setempat bahwa pasca letusan pada Kamis (14/7) malam yang sempat memuntahkan Lava Pijar, tercatat frekwensi Gempa Vulkanik masih terjadi namun dengan intensitas dan kekuatan skala kecil.

Dibandingkan dengan aktifitas sebelumnya ketika fase kritis sempat dialami pada malam hari itu setelah terpantau ada 60 kali gempa vulkanik dalam dan 30 kali gempa vulkanik dangkal dari dalam perut gunung, dengan amplitudo 0,5-4 mm.

Debu vulkanik menyebar luas hingga puluhan kilometer disertai lontaran lava pijar, sehingga banyak masyarakat harus mengungsi.

Gubernur kembali mengingatkan petugas di Pos Pengamatan itu untuk melakukan pemantauan secara ketat dan segera melaporkan sesuai dengan Prosedur yang ada, apabila terjadi perkembangan mengarah kepada keadaan lebih buruk.

Gubernur juga mendapatkan laporan dari tim tangga darurat bahwa masyarakat yang diungsikan terus bertambah hingga 4.400 lebih, sebagian besar berasal dari Kelurahan Kinilow Satu, Kinilow Dua, Kakaskasen.

(H013/A034)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011