Bengkulu, (ANTARA News) - Beberapa ekor harimau yang diduga terganggu habitatnya, sejak beberapa bulan terakhir mengganas dan telah memangsa ternak milik warga di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Kepala Koordinator Polisi Hutan (Polhut) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD) Bengkulu Anthoni yang dikonfirmasi, Kamis (26/1) membenarkan adanya sejumlah harimau yang memakan ternak warga di Kabupaten Lebong. Menurut dia, makin sempitnya habitat harimau akibat penebangan liar dan perburuan rusa telah menyebabkan satwa langka tersebut kelaparan sehingga masuk kampung dan memangsa ternak warga. "Benar, kami telah menerima laporan dari warga Desa Mangkurejo, Tes, Kabupaten Lebong soal adanya harimau yang telah banyak memangsa ternak mereka," katanya. Kejadian tersebut membuat masyarakat setempat resah dan takut pergi ke kebun serta keluar pada malam hari karena binatang buas tersebut sewaktu-waktu bisa datang memangsa warga. Menindaklanjuti laporan warga, BKSDA langsung turun ke lapangan dan memasang perangkap, tapi sampai sekarang belum satupun harimau yang berhasil ditangkap. Ternak warga yang telah dimangsa binatang buas tersebut antara lain 20 ekor kambing, tujuh ekor anjing dan puluhan ekor ayam milik warga setempat, kata Anthoni. Berdasarkan laporan warga, binatang buas yang mengganas tersebut diduga ada empat ekor, yakni dua ekor harimau loreng, satu ekor macan tutul, dan satu ekor macan kumbang. Antoni menjelaskan, lokasi berkeliarannya harimau tersebut berada di daerah perkebunan masyarakat. Ketika ditanya, ia menjelaskan jika harimau tersebut berhasil ditangkap akan dikembalikan ke habitatnya semula di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) sebab satwa tersebut termasuk satwa langka yang dilindungi. Alasan keluarnya satwa langka tersebut dari hutan, ujarnya, akibat maraknya penebangan liar di daerah tersebut dan kebiasaan masyarakat berburu rusa, padahal rusa merupakan makanan utama harimau. "Karena harimau tersebut lapar, sementara makanan di hutan sudah tidak ada maka harimau tersebut keluar dan memakan ternak warga," ujarnya.

COPYRIGHT © ANTARA 2006