Jakarta (ANTARA) - DPP Partisipasi Kristen Indonesia (Parkindo) meminta pemerintah untuk segera melakukan pengetatan mobilitas masyarakat di tengah penyebaran varian Omicron.

"Pengetatan mobilitas mulai minggu pertama Februari 2022 sampai kasus terkonfirmasi menunjukkan tanda melandai terkendali," ujar Ketua Bidang Kesehatan DPP Parkindo, Adele Hutapea dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mengusulkan kepada pemerintah untuk segera mengaktifkan Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) melaksanakan pengecekan dan monitoring langsung berbasis data atas pasien JKN-KIS dengan riwayat kerentanan sebagai bentuk tanggap darurat mengendalikan dampak buruk kecepatan transmisi varian Omicron.

Disebutkan, sasaran kelompok dengan riwayat kerentanan itu meliputi pasien diabetes Mellitus dengan riwayat kedaruratan atau tidak terkendali, jarang kontrol.

Baca juga: Menkopolhukam dengar saran kelompok agama terkait penanganan COVID-19

Baca juga: KWI: Pelaksanaan ibadah gereja hati-hati hindari jadi klaster baru


Kemudian, pasien dengan riwayat serangan gagal jantung dan tindakan operasi jantung, pasien gagal ginjal penerima terapi perawatan hemodialisis, pasien penyakit stroke dan kanker dengan proses pengobatan kemoterapi.

Pasien penerima terapi perawatan ARV dan pasien TBC Resisten Obat, dan semua ibu hamil, bayi neonatus, dan balita di wilayah setempat.

Di samping itu, DPP Parkindo mendorong pemerintah segera memberlakukan aturan penurunan standar biaya tes antigen nasional hingga maksimal Rp50.000 per pax.

"Dengan demikian masyarakat lebih mudah melakukan skrining mandiri, sekaligus mengurangi beban kerja laboratorium di Puskesmas atau FKTP. Kebijakan ini diperlukan sebagai respon
kedaruratan pengendalian risiko gelombang ketiga akibat varian Omicron," papar Adele.

Selain itu, Parkindo juga mendorong pemerintah konsisten menyediakan layanan promotif dan edukatif terkait situasi pandemi COVID-19 dan aspek-aspek risiko klinis yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.

Dipaparkan, dalam hal wabah varian Omicron, ada lima gejala utama sebagai skrining awal yang harus diketahui oleh masyarakat, yaitu berkeringat di malam hari, mengeluarkan keringat meskipun tidur di ruangan ber-AC, batuk kering dengan frekuensi yang sering, nyeri tenggorokan, merasa sangat kelelahan seperti kehabisan tenaga, dan nyeri otot ringan.

Adele Hutapea menyampaikan, DPP Parkindo mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk kembali disiplin melaksanakan protokol kesehatan ketat dan mewaspadai adanya lima gejala utama infeksi wabah varian Omicron sebagai skrining awal.

"Jika mengalami lima gejala skrining, segera melakukan tes antigen mandiri. Jika positif lanjutkan prosedur pengobatan, dan tes PCR di Puskesmas atau FKTP dan pengobatan, perawatan sesuai prosedur," paparnya.

Ia menambahkan, pihaknya mengapresiasi upaya-upaya pemerintah dalam mempersiapkan kewaspadaan
kedaruratan yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah.

"Akselerasi pemulihan ekonomi harus tetap diutamakan, namun penanggulangan pandemi COVID-19 harus efektif dan efisien dengan pendekatan rasional dan selektif," katanya.

Baca juga: MUI ajak masyarakat pertebal prokes cegah penularan Omicron

Baca juga: PGI: Gereja harus jadi pusat edukasi soal pandemi COVID-19
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022