Denpasar (ANTARA News) - Wapres H Jusuf Kalla mengatakan, berbagai perubahan yang terjadi saat ini, seperti melemahnya pertumbuhan ekonomi di Cina dan negara Asia lainya, akan mendorong investor Jepang kembali melirik usahanya di wilayah Asia Tenggara khususnya Indonesia. "Namun semuanya tergantung kita, banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan," ujar Jusuf Kalla setibanya di Denpasar, Kamis sore, sepulang dari lawatan ke Jepang, Belgia dan Finlandia untuk mempromosikan hubungan dagang dan investasi di negara-negara yang dikunjungi. Keyakinan Yusuf Kalla mengenai kembalinya investor Jepang akan banyak ke Indonesia dilatarbelakangi fakta, pertumbuhan ekonomi China saat ini sudah tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya, sementara birokrasi di negara itu juga cukup panjang, sebaliknya kondisi politik dan perkembangan ekonomi Indonesia makin stabil. "Jadi indikasinya cukup baik, namun memang mereka masih mengeluhkan berbagai hal seperti birokrasi imigrasi dan perburuhan, " ujar Wapres. Jepang dan Indonesia saat ini sedang mengembangkan format Kesepakatan Kemitraan Ekonomi (Economnic Partnership Agreement - EPA) yang akan memberikan berbagai fasilitas untuk membuka pasar bagi komoditi dagang dan kegiatan investasi kedua negara. Putaran ketiga negosiasi EPA dijadualkan diselenggarakan di Jakarta, 9-14 Februari dan naskah EPA diharapkan dapat dirampungkan akhir tahun ini. Mengenai adanya pelarian modal dari Indonesia, Jusuf Kalla mengemukakan, pihaknya tidak khawatir karena mungkin yang hengkang adalah "footloose industries" (industri-industri yang sudah kehilangan tempat berpijak) seperti industri sepatu dan tekstil. Namun ketika ditanyakan megenai jamian kembalinya para investor Jepang beriinvetasi di Indonesia, ia mengemukakan investor akan datang sendiri jika mereka menikmati iklim berusaha yang baik karena mereka akan mencari tempat-tempat yang aman dan efisien bagi modal yang ditanamnya. "Yang penting kita harus ciptakan iklim usaha yang baik, agar mereka mau datang dan yang sudah datang tidak pergi," tuturnya. Mengenai kesiapan Indonesia menjelang ditandatanganinya nasakah EPA, Jusuf Kalla antara lain menyebutkan, mengenai UU Tenaga Kerja sejauh ini sudah disampaikan ke DPR dan diharapkan rampung dalam enam bulan, begitu pula dengan RUU Penanam Modal yang diharapkan juga bisa disampaikan segera ke DPR. Dalam lawatannya ke Jepang selain melakukan kunjungan kehormatan pada PM Jepang Junichi Koizumi, Wapres juga melakukan temu bisnis dengan sejumlah pimpinan perusahaan besar di nagara itu seperti Hitochu, Toyo Menka, Marubeni dan Mitsui, bertemu dengan pimpinan partai yang berkuasa (LDP) dan mengikuti seminar tentang investasi di Indonesia yang diselengarakan oleh Institut Masalah Internasional Jepang (JIIA) dan KADIN Jepang (Keidanren).(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006