Jakarta  (ANTARA  News) - Usai menyaksikan defile para peserta Kompetisi dan Expo II Madrasah Tingkat Nasional II/2011 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (20/7), Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menyempatkan diri naik delman berhias ke lokasi pembukaan acara akbar tersebut.

Ribuan siswa dari berbagai provinsi memadati jalan di kompleks asrama haji itu. Sebagian dari berbagai daerah ikut pawai berpakaian adat dari daerah asal masing-masing. Suasana pembukaan kegiatan dua tahunan itu berlangsung semarak.

Memang jarang menyaksikan Suryadharma Ali naik delman berhiaskan bunga kertas "akar kelapa" khas etnis Betawi. Tapi, ada suara bergumum di antara para penonton yang berkerumun pada acara kompetisi dan expo tersebut bahwa delman atau dokar bagi Suryadharma Ali bukanlah kendaraan asing.

Pasalnya, Suryadharma Alisejak kecil amat akrab dengan kendaraan yang ditarik seekor kuda tersebut. Maklum, kendaraan itu merupakan ciri khas Betawi "tempo doeloe" yang belakangan ini termasuk langka. Tetapi, bagi Suryadharma Ali, delman tentu sudah sering ditumpangi saat masih kecil.

"Orang Betawi naik kendaraan betawi," ungkap seorang penonton di antara kerumunan yang ikut menghadiri acara pembukaan acara tersebut.

Suryadharma Ali, yang lahir di Jakarta pada 19 September 1956, pernah menjabat sebagai Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I. Ia memang dikenal sebagai orang Betawi yang dekat dengan kalangan ulama.

Ia memiliki latarbelakang pendidikan yang sangat kental dengan bidang agama. Tak heran, ia sangat berharap kepada jajarannya untuk memperhatikan nasib pendidikan agama.

Dalam perjalanan naik delman ke lokasi gedung pembukaan acara, para siswa madrasah banyak yang merapat ke kendaraan yang ditarik kuda tersebut. Mereka berpose agar dapat difoto bersama Suryadharma Ali.

Suryadharma di hadapan ribuan siswa dan panitia menegaskan, lembaga pendidikan madrasah kini banyak mengalami kemajuan. Madrasah tak lagi terkungkung, terkurung dari dunia luar, dan adanya stigma bahwa madrasah terkebelakang sduah lenyap.

Oleh karena itu pula, ia minta kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam, Prof. Dr. Muhammad Ali, agar ke masa depan tidak melulu memperhatikan bidang kualitas pendidikan saja.

Tetapi, Suryadharma menekankan pula bidang lainnya, seperti infrastruktur di madrasah yang meliputi sarana belajar, perpustakaan, serta tempat kegiatan untuk berkesenian.

"Kini sudah saatnya madrasah unjuk prestasi," ujar Suryadharma Ali, yang disambut tepuk para undangan.

Ia juga menyebutkan bahwa dewasa ini dunia pendidikan mengalami kemajuan pesat, karenanya pembangunan fisik bangunan madrasah juga harus realistis dengan anggaran yang ada.

Di sisi lain, lanjut dia, jangan sampai terjadi anggaran pendidikan naik, namun kualitas pendidikan berjalan di tempat. Untuk itu, ia mengharapkan, event kompetisi dan expo tersebut dapat dijadikan ajang evaluasi apa yang kurang, harus dikoreksi untuk diperbaiki, serta apa yang baik untuk ditingkatkan lagi.

Sebanyak 1200 peserta Kompetisi dan Ekspo Madrasah II tingkat nasional berkumpul pada acara yang digelar mulai 19 hingga 22 Juli di Jakarta itu. Dari peserta sebanyak itu, 200 diantaranya sebagai ofisial dari 26 provinsi.

Selain itu, sekira 3.000 pengembira dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) akan ikut meramaikan kegiatan akbar tersebut, kata Direktur Pendididkan Madrasah pada Kementerian Agama, Drs. H.A. Saifudin MA kepada pers di Jakarta, Kamis (14/7).

Direktur Jenderal Pendidikan Islan (Dirjen Pendis), Prof. Muhammad Ali, menyebutkan bahwa pada kegiatan sekali ini pihaknya melibatkan para pemandu bakat dari Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), sehingga para atlet diharapkan memiliki potensi dapat perhatian untuk dibina secara berkelanjutan.

Penyelenggaraan kompetisi dan expo madrasah tersebut, lanjut dia, sebagai salah satu upaya meningkatkan kepekaan terhadap olahraga dan berkesenian. Sehat jasmani dan rohani, serta merangsang para siswa madrasah untuk bersikap kreatif.

Ia mengemukakan, unsur kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual merupakan bagian penting dalam event ini, sehingga aspek sportivitas dan kejujuran menjadi bagian tidak terpisahkan dalam pendidikan karakter di madrasah.

"Inilah yang membedakan pendidikan madrasah berbasis agama dengan pendidikan umum," katanya.

Beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan meliputi bulutangkis, atletik, tenis meja, catur. Untuk bidang lain meliputi lomba pidato bahasa Inggeris, pidato bahasa Arab dan bahasa Indonesia, fahmil (pemahaman) Al Quran, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), kaligrafi, busana muslim dan cipta puisi isi kandungan Al Quran. (*)

Oleh Oleh Edy Supriatna Sjafei
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011