Banda Aceh (ANTARA News) - Wakil Wali Kota Banda Aceh, Hj Illiza Sa'aduddin Djamal, meminta salah seorang demonstran laki-laki untuk membuka kalung yang dikenakannya saat berlangsungnya aksi damai yang dilakukan puluhan pemuda dan mahasiswa di depan balai kota, Kamis.

Aksi massa yang terdiri atas puluhan orang itu dikoordinator Saifullah M Isa menamakan dirinya Pemuda dan Mahasiswa Peduli Banda Aceh (PeMa-PBA).

Mereka menuntut pemerintah untuk membasmi kemaksiatan dan merealisasikan ibu kota Provinsi Aceh itu sebagai Banda Wisata Islami.

"Saya menyampaikan terima kasih atas dukungan dari pemuda dan mahasiswa terhadap penegakan syiar Islam di Kota Banda Aceh, tapi sebelum kita memperbaiki orang lain kita harus melakukan intropeksi diri dulu. Tolong pemuda yang memakai kalung itu agar membuka kalung itu sebab tidak sesuai dengan ajaran Islam," kata Djamal sambil menunjuk dan memanggil seorang demonstran.

Menurut dia, pemerintah kota sangat serius ingin mewujudkan Banda Aceh sebagai daerah bandar wisata islami dan melaksanakan syariat Islam secara menyeluruh.

"Butuh dukungan dari seluruh komponen masyarakat untuk menghilangkan atau meminimalkan perbuatan yang menyimpang dari ajaran Islam, saya berharap PeMa PBA dapat memberikan konstribusinya untuk memberikan penyadaran bagi warga yang belum memahaminya," kata Illiza yang didampingi Sekda T Saifuddin dan beberapa pejabat di jajaran Pemerintah Kota Banda Aceh.

Djamal juga mengajak seluruh massa untuk mengikuti pengajian yang dilaksanakan Pemerintah Kota Banda Aceh setiap Jumat di aula Balai Kota pada pukul 09.00-11.00WIB.

Dalam pernyataan sikap yang sampaikan kepada Wakil Wali Kota itu, massa yang tergabung dalam PeMa PBA meminta Pemerintah Kota Banda Aceh untuk membasmi segala bentuk kemaksiatan, menertibkan warung yang menyediakan lapak domino.

Selain itu, mereka juga minta aparat menindak pelaku judi toto gelap (togel) dan polisi Wilayathul Hisbah memperkuat kontrol dan menertibkan pelanggar qanun tentang khalwat.

Pada aksi yang koordinir Saifullah M Isa juga meminta Pemerintah Kota menertibkan tempat-tempat wisata yang dijadikan tempat berkhalwat dan meneguhkan komitmen serta merealisasikan Banda Aceh sebagai bandar wisata islami.

"Memang pembangunan kota begitu hebat, tetap ada hal yang sangat sakral telah dilupakan yakni pembangunan moral dan akhlak anak bangsa yang semakin hari semakin merosot, kami berharap peran pengambil kebijakan untuk melakukan pembenahan," kata koordinator aksi, Saifullah M Isa. (ANT)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2011