Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis (3/2) mengumumkan serangkaian langkah baru yang bertujuan untuk mengurangi kekerasan senjata di seluruh negara tersebut.

Pemerintahan Biden akan menindak keras aliran senjata ilegal, membantu jaksa menuntut kasus penggunaan "senjata gelap" --senjata api tanpa nomor seri dan tidak dapat dilacak-- untuk melakukan kejahatan, memburu penjual senjata yang tidak sah, serta langkah-langkah lainnya, ungkap Gedung Putih.

Biden mengunjungi New York City pada Kamis sore waktu setempat. Dalam kunjungan tersebut, dia mendesak pendanaan lebih besar untuk badan-badan penegak hukum dan penjaga ketertiban masyarakat.

"Jawabannya bukanlah mengabaikan jalanan kita," kata Biden dalam sebuah acara di markas besar Departemen Kepolisian New York City di kawasan Lower Manhattan.

"Jawabannya bukanlah mencabut pendanaan bagi polisi," lanjutnya. "Jawabannya adalah memberi Anda alat, pelatihan, pendanaan untuk menjadi mitra, untuk menjadi pelindung."

Jaksa Agung AS Merrick Garland, Senator AS Kirsten Gillibrand, Gubernur New York Kathy Hochul, dan Wali Kota New York City Eric Adams turut bergabung dalam kunjungan Biden tersebut.
 
Presiden Amerika Serikat Joe Biden tiba di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, pada 24 Januari 2022. (Xinhua/Ting Shen)


"Kekerasan senjata bukan hanya masalah bagi New York City atau Negara Bagian New York," cuit Hochul. "Ini adalah krisis nasional."

Kematian akibat kekerasan senjata juga melonjak di AS selama dua tahun terakhir.

AS melaporkan 20.794 kematian akibat kekerasan senjata pada 2021, naik dari 19.490 kematian pada 2020 dan 15.474 kematian di era prapandemi 2019, papar grup riset independen Gun Violence Archive.

Tahun ini, hingga saat ini telah tercatat 1.554 kematian akibat kekerasan senjata di AS, menurut data.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022