Manado (ANTARA News) - Sekitar 222 pengungsi akibat letusan Gunung Lokon di Tomohon Sulawesi Utara, belum kembali ke rumah atau masih berada di tempat pengungsian karena lokasi tempat tinggal mereka berada di zona merah daerah rawan bencana.

Ratusan pengungsi yang antara lain berasal dari Kelurahan Kinilow dan Kinilow 1 tersebut, menempati sejumlah ruangan di lokasi pengungsian gedung Taman Kota di Tomohon, kata Koordinator Lokasi Pengungsi Taman Kota, Freddy Kaligis, Minggu malam.

Dia mengatakan, sesuai data sementara masih sekitar 222 pengungsi yang berada di tempat tersebut. "Ratusan pengungsi tersebut belum dipulangkan karena rumah mereka berada di zona merah, berada dalam radius tiga kilometer dari gunung," kata Kaligis.

Sebelumnya pada Minggu siang, pemerintah Kota Tomohon telah memulangkan sekitar 5.000 lebih pengungsi ke rumah masing-,masing yang berada di Kelurahan Kakaskasen 1, Kinilow 1 dan Kinilow.

Deitje Longdong (45) salah seorang pengungsi mengatakan, pemerintah meminta supaya warga yang berada di zona merah untuk tidak kembali dulu ke rumah.

"Tempat tinggal saya berada di lokasi galian C, yang berada dalam zona tersebut," kata Deitje.

Menurut Deitje, adanya imbauan itu membuat dia harus bertahan di lokasi pengungsian bersama-sama pengungsi lainnya yang belum juga dapat kembali ke rumah.

"Pengungsi yang belum boleh kembali, dikumpulkan di lokasi taman kota, sebelumnya saya di lokasi pengungsian Balai Pertemuan Kelurahan Kamasi," katanya.

Berty salah seorang pengungsi lainnya mengatakan, dia berharap situasi tersebut untuk secepatnya berlalu. "Oleh pemerintah, kami belum diperbolehkan pulang, jadi harus mengikuti aturan tersebut," kata Berty yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang batu di galian C di Kelurahan Kinilow 1.

Berty berharap, selama berada di lokasi pegungsian supaya dapat dibantu terus oleh pemerintah. "Sudah hampir dua minggu mengungsi dan tidak bekerja," kata Berty yang mengungsi dengan isteri dan salah seorang anaknya yang baru berusia 1,3 tahun.

Sebelumnya pada Sabtu (23/7) Sekretaris Daerah Kota Tomohon Arnold Poli mengatakan, Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, pada Jumat (22/7) telah mengeluarkan surat bahwa Gunung Lokon tetap dalam level empat atau masih status awas.

"Tetapi inti dari rekomendasi yang diberikan, pertama menyebutkan dari sebelumnya yang harus dievakuasi pada radius 3,5 Km kini tinggal menjadi 3 km," kata Poli juga Komandan Komando Tanggap Darurat Penanggulangan Letusan Lokon.

Pada Sabtu (23/7), Wali Kota Tomohon Jimmy Eman, juga telah menancapkan bendera merah di daerah yang masuk zona merah berjarak radius 3 km dari kawah Tompaluan.

Sebelumnya, aktivitas Gunung Lokon sejak bulan lalu terus meningkat, dan pada 27 Juni 2011 status gunung itu ditetapkan siaga, kemudian 10 Juli 2011 ditingkatkan ke status awas.

Peningkatan aktivitas disertai meletusnya Gunung Lokon beberapa waktu lalu menyebabkan 5.369 orang warga di Kelurahan Kinilow, Kelurahan Kinilow 1 dan Kakaskasen 1 harus diungsikan ke sejumlah tempat.

Pengungsi itu tersebar pada 23 titik lokasi pengungsian antara lain balai pertemuan umum kelurahan, aula gereja, ruang kuliah Universitas Kristen Indonesia Tomohon, Universitas Negeri Manado (Unima) di Tomohon, aula Parakletos, rumah dinas Sinode GMIM dan masjid. (*)

(T.J009/Y008)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011