Padang (ANTARA News) - Sejak sebulan terakhir di sepanjang jalan Kayu Tanam, Padang-Bukittinggi, Sumatera Barat, mudah sekali kita melihat durian dijajakan. Durian domestik asli ini cukup kondang bagi para pemudik bulan Ramadhan di sana.

"Banyak perantau yang mudik menikmati durian ini, selain juga wisatawan," kata Ruslan (40), pedagang durian pada sisi ruas jalan di Kayu Taman, sekitar 70 kilometer dari Kota Padang, Selasa.

Lapaknya Ruslan berupa satu pondok bambu sederhana dan beratapkan daun rumbia.

Harga durian yang ditawarkan bervariasi tergantung pada ukuran besarannya, rata-rata Rp20.000- Rp30.000 perbuah ukuran satu kilogram. Musim durian kini berlangsung di daerah itu, dan nagari (kampung) lain di Kabupaten Padangpariaman.

Mutu durian di Kayu Tanam, tergolong baik yang memiliki rasa yang khas begitu juga aromanya. "Kebetulan kini tanamannya memasuki masa panen," katanya.

Durian saja sudah memanjakan lidah dan selera, apalagi kalau dipadu dengan ketan putih dalam siraman parutan kelapa. Itu juga yang menjadi andalan di sana yang membuat kampung itu kondang bagi pemudik.

"Cukup banyak perantau turun dari Bandara Minangkabau singgah di sini menikmati durian dan ketan, sebelum melanjutkan ke kampungnya, seperti ke Tanah Datar, Payakumbuh, Bukittinggi dan Kabupaten 50 Kota," katanya.

"Untuk durian seberat satu kilogram ditambah sebungkus ketan plus ditaburi parutan kelapa maksimal Rp30.000," kata Ruslan, mengaku sudah hampir 10 tahun berjualan durian itu.

Selain itu, juga ada sejuanmlah wisatawan nusantara, asal sejumlah provinsi di Jawa terdiri atas satu rombongan yang singgah di sini.

Begitu juga warga asal sejumlah kota di Sumatera, di antaranya asal Provinsi Riau, Jambi dan Bengkulu ikut menikmati sajian buah durian dengan ketan plus parutan kelapa.  (ANT)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2011