Yogyakarta (ANTARA News) - Pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Jogja 2006 di Kampung Ketandan, Kota Yogyakarta berlangsung meriah di tengah hujan deras, Jumat petang. Kemeriahan diawali dengan arak-arakan Liong Samsi yang terdiri dari satu Liong dan dua Samsi (Barong Sae) dari Kelenteng Fuk Ling Miao Gondomanan menuju ke arena pembukaan Pekan Budaya Tiong Hoa di kampus Akindo, Ketandan. Liong Samsi yang tampil merupakan hasil kreasi Hoo Hap Hwee (Perkumpulan Budi Abadi). Sementara itu, empat Samsi lainnya berarak mengelilingi kawasan Jalan Malioboro. Warga masyarakat yang kebetulan melintas di Jalan Malioboro menyempatkan melihat atraksi tersebut, membaur di tengah para penonton yang sebagian berpayung atau berteduh di bawah tenda yang disediakan panitia. Pembukaan pekan budaya ini ditandai dengan pemasangan pita hitam dan merah pada Liong Samsi. Hadir pada acara itu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Berbagai atraksi khas Tiong Hoa ditampilkan seperti tarian dari Suku Fuk Jing yang dibawakan enam perempuan dewasa setengah baya. Juga tampil atraksi olahraga Wushu dari sejumlah atlet Wushu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Beberapa atlet di antaranya adalah peraih medali perak dan perunggu pada Kejurnas Wushu 2005 di Medan, Sumatera Utara. Selama berlangsung pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Jogja 2006, Kampung Ketandan menjadi semacam miniatur negeri tirai bambu. Selain berbagai atraksi dan beragam kesenian, di sepanjang jalan menuju lokasi pembukaan pekan budaya itu tersaji aneka macam makanan khas China yang ditawarkan para penjual. Lampion yang menghiasi setiap rumah di kawasan setempat juga menambah kentalnya suasana khas Tiong Hoa di Kampung Ketandan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006