Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan memperjuangkan penurunan tarif bea masuk kakao ke pasaran Eropa menyusul keluhan kalangan industri pengolah kakao yang menilai Eropa diskriminatif dalam menentukan bea masuk.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu, mengatakan negosiasi dengan Eropa akan dilakukan dalam kerangka kerja sama ekonomi konprehensif yang studinya sudah diselesaikan oleh kedua pihak.

"Jadi ini negosiasi semacam `comprehensive economic partnership agreement`. Di dalam situ kita akan memperjuangkan mendapat penurunan tarif bea masuk untuk kakao," ujarnya.

Mari menjelaskan Eropa pada dasarnya memang memberlakukan tarif bea masuk berbeda bagi negara-negara Benua Afrika karena Eropa memiliki perjanjian khusus dengan negara bekas jajahan mereka di Benua Afrika.

"Maka mereka itu mendapat `previlege` bisa masuk dengan nol persen atau rendah. Nah, kita kan tidak masuk kategori tersebut," ujarnya.

Sedangkan bagi Indonesia, Eropa memberlakukan tarif bea masuk untuk kakao olahan sebesar tujuh hingga sembilan persen.

Dalam kerangka perjanjian kerjasama ekonomi komprehensif, kata Mendag, Eropa dan Indonesia akan menegosiasikan beberapa isu perdagangan karena peraturan perdagangan di Eropa dinilai kurang menguntungkan bagi Indonesia.

Eropa, bagi Indonesia, adalah pasar ekspor yang besar dan Indonesia juga membutuhkan barang-barang impor dari Eropa berupa mesin-mesin.

Untuk mempersiapkan negosiasi dengan Eropa, menurut Mari, masing-masing asosiasi perdagangan sudah memulai konsultasi dan konsolidasi secara intensif.(*)

(T.D013/S019)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011