Jakarta (ANTARA News) - Atang Latif (83), kreditor ke negara melalui BPPN yang sejak 2000 melarikan diri ke Singapura, sempat mengalami stres lantaran sangat tegang pikirannya setelah tiba di Jakarta guna mempertanggungjawabkan kewajibannya kepada pemerintah Indonesia. "Rasa tegang dan stres pasti ada setelah pulang, sehingga papa drop kemarin. Biarkan papa istirahat dengan tenang dulu," kata Lukman Astanto, menantu Atang Latif, kepada pers di Jakarta, Sabtu. Atang Latif merupakan salah seorang orang yang dicari pemerintah Indonesia, karena masih memiliki kewajiban membayar utang senilai Rp325 miliar, yang Rp155 miliar diantaranya sudah disetorkan ke negara, saat menjabat Komisaris Utama Bank Bira. Setelah pergi ke Singapura sekira lima tahun, Mabes Polri bekerja sama dengan KBRI Singapura berhasil membujuk Atang untuk pulang, dan tiba di Indonesia hari Jumat (27/1) sekitar pukul 11.00 WIB. Ketika ditanya tentang kondisi kesehatan Atang, Lukman mengatakan, ayah mertuanya itu yang kini berusia 83 menderita gangguan prostat akut, liver dan ginjal, sehingga harus dirawat intensif di rumah sakit hingga saat ini. "Saya minta maaf sekaligus meminta bantuan, agar papa bisa tenang. Biarkan papa dirawat di rumah sakit, sebab sebelum pulang pun kesehatan beliau sudah turun," katanya. Ia juga menolak menyebutkan nama rumah sakit di Jakarta yang saat ini merawat Atang Latif dengan alasan, agar mertuanya bisa beristirahat. "Akhir 2005 kemarin Pak Atang memang diizinkan pulang dari rumah sakit oleh dokter di Singapura, namun dokter tidak mengizinkan untuk dibawa ke Indonesia. Kami pun membawa Pak Atang setelah dokter mengizinkan terbang ke Indonesia," katanya. Ia mengatakan, selama di Singapura pun kondisi Atang juga tidak stabil, karena sudah berusia lanjut. Dikatakannya, kendati ayah mertuanya dalam kondisi sakit, pihaknya siap menghadapi proses hukum jika nantinya akan dialami Atang. "Tentang proses hukum, kami siap, walaupun kondisi Bapak seperti itu," demikian Lukman. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006