Jakarta (ANTARA News) - Setelah rally dan mencetak beberapa kali rekor tertinggi, indeks harga saham gabungan Bursa Efek Jakarta pada perdagangan Kamis melemah akibat tekanan jual ambil untung (profit taking).

IHSG BEI ditutup melemah 28,29 poin atau 0,68 persen ke posisi 4.145,82, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) terkoreksi 6,99 poin atau 0,94 persen ke posisi 733,99 poin.

Menurut analis Milenium Danatama Sekuritas, Probo Sujono, tekanan jual ambil untung wajar setelah pada beberapa hari sebelumnya harga saham terus menguat.

"Sebelumnya, harga saham terus mengalami kenaikkan. Aksi ambil untung pelaku pasar wajar dilakukan pada perdagangan hari ini," kata dia.

Selain itu, tambah dia, mayoritas bursa regional yang melemah menjadi salah satu faktor negatif bagi indeks BEI sehingga tertekan.

Namun, lanjut dia, indeks terselamatkan dari pelemahan lebih dalam karena sebagian pelaku pasar asing masih mengambil posisi beli, dengan mencatatkan nilai beli bersih Rp9,06 miliar.

"Pelemahan tertahan oleh pelaku pasar asing yang masih melakukan `foreign net buy`. Masih masuknya asing karena dipicu oleh ekspektasi laporan keuangan emiten yang mayoritas positif pada semester kedua tahun ini," kata dia.

Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, 110 saham menguat, 163 saham tertekan, dan 74 saham tidak bergerak harganya.

Sementara frekuensi transaksi mencapai 143.582 kali dengan volume 5,896 miliar lembar saham senilai Rp5,053 triliun.

Beberapa saham yang mengalami pelemahan diantaranya Astra Internasional (ASII) turun Rp3.250 ke Rp71.750, Gudang Garam (GGRM) turun Rp900 ke Rp51.500, dan United Tractor (UNTR) turun Rp550 ke Rp27.150.

Di bursa regional, indeks Hang Seng menguat 29,05 poin (0,13 persen) ke level 22.570,16, Indeks Nikkei-225 turun 145,84 poin (1,45 persen) ke level 9.901,35, dan Indeks Straits Times melemah 3,69 poin (0,12 persen) ke level 3.189,85.

(KR-ZMF/A027)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011