Kulon Progo (ANTARA News) - Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil mengembangkan mina kebun rakyat dengan dukungan dana Rp2,5 miliar bantuan dari pemerintah.

Keberhasilan mina kebun rakyat yang dikelola Kelompok Argomino di Dusun Dengok, Desa Tanjungharjo, Kecamatan Nanggulan itu, ditinjau oleh 16 anggota Komisi IV DPR RI, Kamis.

Ketua Komisi IV DPR RI Romahurmuzy mengatakan bangga melihat keberhasilan warga dusun itu memanfaatkan tanah tandus menjadi sentra kegiatan ekonomi masyarakat perdesaan, sehingga meningkatkan kesejahteraan rakyat setempat.

"Saya kaget, di tanah tandus terdapat sentra kegiatan ekonomi yang memiliki 40 anggota yang berhasil mengembangkan mina kebun rakyat," katanya. Menurut dia, kegiatan masyarakat seperti itu yang harus mendapat dukungan dari pemerintah, agar terus berkembang dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ia mengatakan Desa Tanjungharjo harus didorong menjadi pendukung kawasan minapolitan di Kabupaten Kulon Progo, karena keberhasilan desa itu dalam budi daya ikan darat.

"Saat ini pengembangan kawasan minapolitan dengan budi daya ikan darat lebih cepat dibandingkan dengan pengembangan kawasan minapolitan dari budi daya ikan tangkap. Kami sangat berharap dengan keberhasilan budi daya ikan itu, kesejahteraan petani pembudi daya ikan juga terus meningkat," katanya.

Menurut dia, di Indonesia baru memiliki kawasan minapolitan budi daya sebanyak 23 kawasan, dan kawasan minapolitan ikan tangkap baru sebanyak 13 kawasan.

"Tidak berkembangnya kawasan budi daya ikan tangkap karena nelayan mengalami kesulitan modal, dan keterbatasan alat dengan teknologi canggih," katanya.

Penasihat Mina Kebun Rakyat Kulon Progo Wagiran mengatakan keberhasilan pengembangan mina kebun rakyat tidak terlepas dari bantuan pemerintah Provinsi DIY melalui Dinas Perikanan dan Kelautan yang telah memberi bantuan dana sebesar Rp2,5 miliar.

"Dana tersebut kami gunakan untuk mendampingi para pembudi daya ikan di 10 kecamatan di Kulon Progo. Setiap pembudi daya pemula, kami beri modal berupa terpal, benih ikan, dan pakan ikan. Pendampingan yang kami lakukan sampai yang bersangkutan mampu berkembang secara mandiri," katanya.

Ia mengatakan hasil budi daya ikan di Kulon Progo selama ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan ikan di Provinsi DIY, terutama lele dan gurami.

"Kami kewalahan untuk memenuhi permintaan seluruh DIY, jadi belum ada rencana melakukan ekspor ikan hasil budi daya. Hasil ikan budi daya saat ini belum mampu mencukupi kebutuhan pasar di DIY," katanya.

(ANT-159)(M008)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011