New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia meningkat tajam Jumat lalu menyusul kekhawatiran gangguan pasokan dari Timur Tengah dan Afrika serta musim dingin yang masih melanda Eropa, kata para analis. Pasar juga mengantisipasi pertemuan OPEC yang akan diadakan pada Selasa pekan depan di Vienna, markas kartel negara produsen minyak itu, untuk membahas tingkat produksi. Kontrak utama New York, untuk jenis minyak mentah light sweet penyerahan Maret, naik 1,5 dollar AS menjadi 67,76 dollar per barrel. Di London, harga minyak mentah Brent Laut Utara untuk penyerahan Maret naik 1,32 dollar menjadi 66,24 dollar per barrel. "Ancaman gangguan ekspor dari berbagai sumber yang serentak berlangsung, merupakan penyebab utama," kata Fimat, analis dari John Kiduff. "Pemilu Palestina yang dimenangkan kelompok Hamas meningkatkan kekhawatiran terhadap keamanan enenrgi di kawasan produsen minyak utama dunia," katanya. "Faktor ekonomi terpenting penentu harga tidak bisa menjelaskan tingkat harga saat ini." Menyusul penurunan harga yang cukup tajam pada Rabu lalu, harga minyak mentah berjangka kembali naik keesokan harinya (Kamis) ketika terjadi ketegangan politik dan keamanan di Nigeria, salah satu anggota organisasi negara pengekspor minyak dunia OPEC. Penculikan empat tenaga kerja asing ditambah dengan serentetan serangan mematikan pada sejumlah kilang minyak selama tiga minggu terakhir telah meningkatkan ketegangan di negara pengekpor minyak terbesar Afrika itu. Raksasa energi Royal Dutc Shell, perusahaan produsen minyak terbesar di Nigeria yang merupakan target utama dari serangan, telah mengurangi produksi hingga 221.000 barel per hari sejak krisis terjadi, sekitar delapan persen dari total produksi minyak Nigeria sebesar 2,6 juta barel per hari. Krisis yang terjadi di Nigeria telah meningkatkan kekhawatiran atas cadangan yang dimiliki OPEC, walaupun produsen minyak terbesar anggota OPEC Saudi Arabia berjanji akan meningkatkan pasokan apabila dibutuhkan, demikian dikutip AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006