Jakarta (ANTARA News) - Produksi batu bara PT Adaro Energy selama semester I 2011 meningkat sebesar lima persen menjadi 22,8 juta ton dibanding periode yang sama tahun 2010.

Laporan Operasional Kuartalan Adaro Energy yang diterima di Jakarta, Jumat, menyebutkan bahwa dengan peningkatan produksi selama semester I 2011, maka Adaro Energy berada pada jalur yang tepat untuk mencapai target produksi 46-48 juta ton selama 2011.

Selain itu, 100 persen dari target penambangan batu bara sebesar 23,1 juta ton juga berhasil dicapai. Pada semester I 2010, produksi batu bara Adaro Energy mencapai 21,62 juta ton.

Pada kuartal kedua 2011, produksi batu bara meningkat 19 persen dibanding produksi kuartal kedua 2010 dan mencapai target tertinggi 12,2 juta ton sedangkan pemindahan lapisan penutup juga meningkat 30 persen dibanding kuartal kedua 2010 dan mencapai rekor 75,4 juta bcm.

Meski pada kuartal II 2011 tercapai rekor pemindahan lapisan penutup, namun rekor harian baru pemindahan penutup sebesar 1,06 juta bcm tercapai pada 18 Juli 2011.

"Penggunaan alat berat baru yang lebih besar serta kinerja para kontraktor yang baik juga menunjang upaya perusahaan dalam meningkatkan produksi batu bara dan kinerja pemindahan lapisan penutup," sebut Kepala Hubungan Investor Adaro Energy, Cameron Tough.

Kinerja operasional tersebut memungkinkan peningkatan volume penjualan sebesar 27 persen dan pencapaian rekor tertinggi 13,11 juta ton pada kuartal kedua 2011.

Permintaan untuk batu bara jenis E 4000 (Wara) terus menguat dari sejumlah negara seperti India, China, Korea Selatan, dan Indonesia.

Adaro Energy juga menambah satu kontrak lagi yaitu dengan Thailand pada kuartal kedua 2011.

Mengenai perkembangan usaha, Adaro melaporkan, perusahaan itu mendirikan Adaro Power pada 17 Desember 2010 untuk mendukung strategi memasuki sektor ketenagalistrikan. Seluruh saham Adaro Power dimiliki oleh Adaro Energy.

Selain itu pada 17 Juni 2011, konsorsium JPower-Adaro-Itochu menerima Letter of Intent untuk membangun proyek independent power producer bertenaga batu bara dengan total kapasitas 2.000 MW di Pemalang, Jawa Tengah.

Adaro Energy akan menjadi pemasok utama batu bara pembangkit listrik itu. Dalam konsorsium itu, Adaro memiliki porsi kepemilikan sebesar 34 persen, sedangkan JPower dan Ithocu masing-masing 34 dan 32 persen.

Sementara itu pada 31 Mei 2011, Adaro, Komatsu dan United Tractor meresmikan proyek awal Bio Diesel Fuel (BDF) di wilayah konsesi pertambangan Adaro sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Pada tanggal 4 Juli 2011, Adaro memperoleh fasilitas "unsecured loan" sebesar 750 juta dolar AS yang bertenor 10 tahun dari beberapa bank yang memiliki hubungan baik dengan Adaro.

Pinjaman ini ditujukan untuk membiayai belanja modal, modal kerja dan keperluan umum perusahaan, serta memperkuat struktur permodalan untuk mengimbangi perkembangan bisnis perusahaan.

Bank-bank yang terlibat dalam pemberian fasilitas ini adalah Bank DBS, PT Bank Mandiri, Oversea-Chinese Banking Corporation, dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd.

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011