London (ANTARA News) - Menteri Perdagangan (Mendag), Mari Elka Pangestu, mengatakan Indonesia perlu melakukan "nation branding" untuk memperkenalkan berbagai produk di pasar luar negeri, khususnya Inggris.

Untuk itu, kata Menteri dalam wawancara khusus dengan koresponden Antara London, Jumat siang, selama sebulan berbagai produk fashion, perhiasan, dan barang kerajinan Indonesia dipamerkan di megastore terkemuka Harrods di London.

Dikatakannya kehadirannya di London untuk mengadakan pembicaraan dan bertemu dengan Minister of State for Trade and Invesment Inggris, Stephen Green, dalam rangka persiapan penyelenggaraan pertemuan bilateral perdagangan yang akan dibentuk antara Indonesia Inggris.

Dalam pertemuan dengan Stephen Green, Mari Pangestu mengatakan bahwa dalam pertemuan itu dibahas beberapa hal, di antaranya Inggris mendukung kemungkinan dibentuknya EU-Indonesia The Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

"Perjanjian tersebut tidak hanya menyangkut perdagangan, tetapi juga menyangkut tidak saja menyangkut perjanjian perdagangan Uni Eropa dengan Indonesia, termasuk investasi dan pelayanan serta kerjasama pengembangan ekonomi," ujarnya.

Diakuinya Kementerian Perdagangan telah melakukan konsultasi dengan berbagai pihak, seperti KADIN, Apindo, dan juga dunia akademisi.


Nation Branding

Dikatakannya selain bertemu dengan Stephen Green, Menteri Perdagangan juga mengelar business forum dengan para pengusaha Inggris yang dipandu Dubes RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Yuri Oktavia Thamrin.

Dia mengatakan kehadirannya di Inggris adalah dalam rangka melakukan "nation branding" Indonesia selama sebulan penuh dengan mengadakan pameran perdagangan di superstore Harrods. "Tahun ini, kita bisa melakukan penjualan produk Indonesia."

Bukan hanya produk produk kreatif, tetapi juga ada produk fashion, perhiasan dan barang kerajinan dan diharapkan tahun depan berbagai produk Indonesia sudah bisa diperoleh di Harrods.

"Entry point" ke Harrods penting dan diharapkan berbagai produk makanan Indonesia, seperti produk kopi dan teh dan lainnya juga bisa dibeli di Harrods, katanya.

Diakuinya upaya masuk kepada Inggris memang sulit karena negara ini menerapkan standard untuk makanan yang cukup ketat dan tinggi. Tahun depan berbagai produk makanan sudah bisa masuk ke Harrods.

Menurut Menteri, nama Indonesia sudah mulai dikenal. Untuk itu, Kementerian Perdagangan mengambil momentum yang ada dan harus terus menerus meningkatkan promosi.

Dalam melakukan promosi "nation branding", promosi berbagai kegiatan eonomi Indonesia dilakukan secara total.

Antara BPKM dan Kementerian Pariwisata serta Kementerian Perdagangan sudah ada sepakat untuk melakukan promosi secara bersama- sama dalam balutan "Trade, Tourism, and Investment".

"Selain mempromosikan perdagangan, investasi dan pariwisata , saya juga berkewajiban mempromosikan Indonesia secara keseluruhan, Indonesia sebagai suatu Negara yang demokratis. Selama ini, banyak persepsi negative tentang Indonesia yang perlu diluruskan."

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Yuri Oktavia Thamrin, mengakui bahwa upaya ini merupakan cerminan dari "Indonesia in corporated".

Menurut Dubes, Menteri Perdagangan sangat berkompeten dalam menjelaskan apa yang ada di Indonesia, baik kemajuan dan tantangan serta kesempatan yang ditawarkan.

Dikatakannya promosi Indonesia yang diadakan di Harrods yang menjadi ikon kota London merupakan kesinambungan dari acara yang dilakukan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun lalu.

Promosi perlu dilakukan secara berkesinambungan dan pencitraan nama Indonesia juga perlu dilakukan terus menerus, apalagi pada tahun ini berbagai produk Indonesia sudah dapat langsung dibeli, demikian Dubes Yuri Thamrin.(*)
(T.H-ZG/A027)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011