Dumai (ANTARA News) - Sejumlah ruas jalan di Kota Dumai, Provinsi Riau, Sabtu malam (30/7) tengah berselubung kabut asap yang terasa perih di mata terutama bagi para pengendara sepeda motor dan pejalan kaki yang melintasi wilayah perkotaan pada.

"Kabut asap malam ini terlihat lebih tebal dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Selain baunya menyengat, udara bercampur asp dan debu halus juga terasa perih di mata," kata Sugiarto, seorang pengendara sepeda motor yang ditemui saat berhenti di simpang lampu merah antara Jalan Ombak dan Sukajadi Dumai.

Hal senada juga dikatakan seorang warga pemilik toko "Arwana" penyedia berbagai jenis ikan hias di Jalan Sukajadi tepatnya di simpang Jalan Jeruk, Ruli. Dia menuturkan, kabut asap yang diduga hasil dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah Riau tersebut kerap muncul pada malam hingga pagi hari.

"Kondisi kayak begini sudah sering terjadi. Dalam sebulan ini saja sudah ada sekitar enam kali Kota Dumai di selimuti kabut asap," ujarnya.

Beberapa warga pejalan kaki mengungkapkan, kabut asap kerap muncul secara tiba-tiba dengan ketebalan yang bervariasi.

"Semalam masih terlihat tipis, malam ini sepertinya lebih tebal dan baunya juga sudah sangat terasa," kata Alam.

"Beruntungnya besok anak sekolah sudah mulai libur menyambut datangnya bulan Ramadhan, 1432 Hijriyah," sambung warga pejalan kaki lainnya, Erma.

Pantauan ANTARA, selain terasa menyengat di hidung dan perih di mata, kabut asap yang mengotori udara Dumai sejak pukul 21.00 WIB ini juga membatasi jarak pandang hingga radius kurang dari 1.000 meter.

Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau di Pekanbaru, Sanya Gautami, menguraikan, pada Jumat (29/7) satelit cuaca "National Oceanic and Atmospheric Administration" (NOAA) 18 yang dioperasikan Amerika Serikat mendeteksi sedikitnya terdapat lima "hot spot" atau titik api di Sumatra.

"Masing-masing di Sumatra Barat satu, Sumatra Utara dua dan Riau juga dua titik api," kata Sanya.(*)

(T.KR-FZR/Y008)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011